Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Akil, dari Lebak sampai Merauke

Kompas.com - 22/02/2014, 11:57 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Berkas perkara setinggi 90 cm diletakkan dalam ruang sidang lantai 1, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kuningan, Jakarta. Saking tebalnya, butuh dua orang untuk mengangkat setumpuk lembar kertas putih itu. Pada berkas tertulis, "Atas Nama Tersangka: Akil Mochtar (Ketua Mahkamah Konstitusi)".

Berkas perkara setebal itu memuat kasus dugaan suap pengurusan sengketa atau permohonan keberatan Pilkada Lebak, Banten, hingga Merauke, Papua, di Mahkamah Konstitusi (MK). Sore itu, Kamis (20/2/2014), Akil harus bertukar posisi. Ia tak lagi duduk di kursi hakim yang mulia. Sore hingga malam, Akil duduk di kursi biasa, berhadapan dengan lima Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Dari orang yang biasa mengadili, kini Akil akan menjadi pihak yang diadili. Mengenakan batik lengan panjang warna hijau, Akil tampak santai. Akil juga mendengarkan dengan tenang ketika Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membacakan surat dakwaan setebal 63 halaman.

Akil didakwa menerima hadiah atau janji terkait 15 sengketa pemilihan umum kepala daerah (pilkada).  Uang itu ada yang diterima Akil melalui advokat Susi Tur Handayani, anggota DPR Chairun Nisa, dan kerabat Akil bernama Muhtar Ependy.

Nilai paling rendah yang diterima Akil ialah Rp 500 juta terkait sengketa Pilkada Lampung Selatan, sedangkan nilai paling tinggi ialah Rp 19,8 miliar terkait sengketa Pilkada Palembang, Sumatera Selatan.

Untuk beberapa pilkada, pemberian uang itu diawali dari permintaan Akil. Uang itu diduga untuk memengaruhi Akil dalam memutus perkara keberatan hasil pilkada. Total uang maupun janji yang diterima Akil dari sengketa pilkada tersebut mencapai Rp 50 miliar.

Akil juga didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang sejak ia masih menjabat anggota DPR hingga Ketua MK. Nilai pencucian uang saat menjadi Ketua MK mencapai Rp 161 miliar, sedangkan saat menjadi anggota DPR sekitar Rp 20 miliar. Namun, Akil membantah dakwaan itu. "Omong kosong itu," kata Akil saat sidang diskors untuk shalat maghrib.

Akil mengatakan akan membuat nota keberatan atau eksepsi pribadi dengan tulisan tangan.  Asal tahu saja,  di balik jeruji besi rumah tahanan KPK, Akil tidak boleh membawa laptop dan alat komunikasi lainnya.

Berikut sengketa pilkada tersebut.
1. Sengketa Pilkada Lebak. Akil disebut menerima suap Rp 1 miliar dari adik Gubernur Banten Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, dan calon bupati Lebak saat itu, Amir Hamzah.
2. Sengketa Pilkada Gunung Mas. Akil menerima uang Rp 3 miliar dari Bupati Gunung Mas terpilih Hambit Bintih melalui anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Chairun Nisa.
3. Sengketa Pilkada Kabupaten Empat Lawang. Akil menerima Rp 10 miliar dan 500.000 dollar AS dari calon bupati Empat Lawang, Budi Antoni Aljufri, melalui Muhtar Ependy.
4. Sengketa Pilkada Palembang. Akil menerima Rp 19,8 miliar dari Wali Kota Palembang Romi Herton melalui Muhtar Ependy.
5. Sengketa Pilkada Lampung Selatan. Akil menerima Rp 500 juta dari pasangan calon bupati Lampung, Rycko Menoza dan Eki Setyanto, melalui advokat Susi Tur Handayani.
6. Sengketa Pilkada Kabupaten Buton. Akil menerima Rp 1 miliar dari calon bupati Buton saat itu, Samsu Umar Abdul Samiun.
7. Sengketa Pilkada Kabupaten Pulau Morotai. Akil menerima Rp 2,989 miliar dari calon bupati Morotai saat itu, Rusli Sabua.
8. Sengketa Pilkada Tapanuli Tengah. Akil menerima Rp 1,8 miliar dari calon bupati Tapanuli Tengah saat itu, Raja Bonaran Situmeang.
9. Sengketa Pilkada jawa Timur. Akil disebut menerima janji pemberian uang sebesar Rp 10 miliar dari Zainudin Amali selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Jawa Timur yang juga Ketua Bidang Pemenangan Pilkada Jawa Timur untuk pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf. Uang itu belum sempat diserahkan karena Akil sudah ditangkap petugas KPK.
10. Sengketa Pilkada Banten. Akil disebut menerima Rp 7,5 miliar dari Wawan.
Terakhir, untuk sengketa Pilkada Kota Jayapura, Kabupaten Nduga, Kabupaten Asmat, Boven Digoel, dan Kabupaten Merauke, Akil menerima Rp 125 juta dari Wakil Gubernur Papua Alex Hesegem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com