Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adnan: KPK Sangka Anas Terlibat Proyek Laboratorium Unair

Kompas.com - 21/02/2014, 15:41 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Adnan Buyung Nasution, mengatakan bahwa kliennya disangka Komisi Pemberantasan Korupsi menerima gratifikasi dari proyek pengadaan laboratorium Universitas Airlangga (Unair). Proyek ini salah satu yang dimaksud KPK dengan proyek selain Hambalang yang disangkakan kepada Anas.

Selain pengadaan laboratorium Universitas Airlangga, kata Buyung, Anas diduga menerima gratifikasi terkait pemenangannya sebagai ketua umum dalam Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung.

"Kan yang lain-lain proyek sudah ketahuan Partai Demokrat. Kongres Partai Demokrat di Bandung itu disebut itu, dulu ditutupi yang proyek lain itu. Yang ketiga tentang alat-alat laboratorium Universitas Airlangga," kata Buyung di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (21/2/2014), saat mendampingi Anas diperiksa KPK.

Pengacara Anas yang lain, Carel Ticualu, mengatakan bahwa tim penyidik KPK memang pernah mengajukan pertanyaan kepada Anas seputar pembangunan laboratorium Universitas Airlangga tersebut. Pertanyaan seputar proyek itu, katanya, diajukan kepada Anas saat pemeriksaan kedua.

"Memang ada pertanyaan dari penyidik seperti itu, betul," ucap Carel.

Namun, lanjutnya, Anas mengaku tidak tahu soal proyek. Maka itu, penyidik KPK tidak memasukkan keterangan Anas mengenai proyek laboratorium tersebut ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

"Enggak dibuatkan BAP, cuma ditanya dalam rangka ngobrol saja. Oke kita ngobrol-ngobrol nih ya, waktu habis istirahat shalat. Ngobrol-ngobrol, sempat ditanya seperti itu, enggak ngerti, selesai, enggak ada di BAP," tuturnya.

Menurut Carel, sejauh ini tim penyidik KPK belum menjelaskan proyek-proyek selain Hambalang yang disangkakan kepadanya.

Sebelumnya, situs media warga Kompasiana memuat tulisan berjudul "Buku Harian Anas Urbaningrum". Dalam tulisan yang diunggah akun Sahabat Anas itu diungkapkan bahwa tim penyidik KPK telah menyampaikan kepada Anas mengenai proyek selain Hambalang yang disangkakan kepada Anas.

Menurut tulisan tersebut, proyek lain itu adalah pembangunan gedung Biofarma, pembangunan universitas-universitas, dan pembangunan gedung pajak. Saat dikonfirmasi mengenai tulisan ini, Carel mengatakan bahwa artikel itu bukan tulisan Anas.

"Setahu saya bukan karena Mas Anas tidak pernah ngomong seperti itu, juga penyidik enggak pernah tanyain itu. Hanya satu yang di Airlangga itu saja, itu pun dalam rangka bincang-bincang," ucapnya. Kendati demikian, Carel mengaku belum membaca tulisan di Kompasiana tersebut.

Sementara itu, seperti diberitakan sebelumnya, politikus Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika, membenarkan bahwa artikel berjudul "Buku Harian Anas Urbaningrum" tersebut benar ditulis Anas. Menurut Pasek, artikel itu ditulis Anas dari balik tahanan KPK.

Tulisan itu diunggah ke Kompasiana melalui kerabat, keluarga, atau teman Anas yang datang mengunjunginya di rumah tahanan KPK. Pasek juga mengatakan, tulisan ini nantinya akan dibukukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Penyidik Ingatkan KPK Jangan Terlalu Umbar Informasi soal Harun Masiku ke Publik

Eks Penyidik Ingatkan KPK Jangan Terlalu Umbar Informasi soal Harun Masiku ke Publik

Nasional
Polri Sebut Penangkapan Pegi Setiawan Tak Gampang, Pindah Tempat hingga Ubah Identitas

Polri Sebut Penangkapan Pegi Setiawan Tak Gampang, Pindah Tempat hingga Ubah Identitas

Nasional
Kisruh PBB, Afriansyah Noor Disebut Tolak Tawaran Jadi Sekjen Fahri Bachmid

Kisruh PBB, Afriansyah Noor Disebut Tolak Tawaran Jadi Sekjen Fahri Bachmid

Nasional
Ikuti Perintah SYL Kumpulkan Uang, Eks Sekjen Kementan Mengaku Takut Kehilangan Jabatan

Ikuti Perintah SYL Kumpulkan Uang, Eks Sekjen Kementan Mengaku Takut Kehilangan Jabatan

Nasional
Antisipasi Karhutla, BMKG Bakal Modifikasi Cuaca di 5 Provinsi

Antisipasi Karhutla, BMKG Bakal Modifikasi Cuaca di 5 Provinsi

Nasional
Hargai Kerja Penyidik, KPK Enggan Umbar Detail Informasi Harun Masiku

Hargai Kerja Penyidik, KPK Enggan Umbar Detail Informasi Harun Masiku

Nasional
Polri: Ada Saksi di Sidang Pembunuhan Vina yang Dijanjikan Uang oleh Pihak Pelaku

Polri: Ada Saksi di Sidang Pembunuhan Vina yang Dijanjikan Uang oleh Pihak Pelaku

Nasional
Siapa Cawagub yang Akan Dampingi Menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024?

Siapa Cawagub yang Akan Dampingi Menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024?

Nasional
Kementan Beli Rompi Anti Peluru untuk SYL ke Papua

Kementan Beli Rompi Anti Peluru untuk SYL ke Papua

Nasional
Polri Tolak Gelar Perkara Khusus bagi Pegi Setiawan

Polri Tolak Gelar Perkara Khusus bagi Pegi Setiawan

Nasional
Soal Target Penangkapan Harun Masiku, KPK: Lebih Cepat, Lebih Baik

Soal Target Penangkapan Harun Masiku, KPK: Lebih Cepat, Lebih Baik

Nasional
Golkar: Warga Jabar Masih Ingin Ridwan Kamil jadi Gubernur 1 Periode Lagi

Golkar: Warga Jabar Masih Ingin Ridwan Kamil jadi Gubernur 1 Periode Lagi

Nasional
Menko Polhukam Sebut Situs Judi “Online” Susupi Laman-laman Pemerintah Daerah

Menko Polhukam Sebut Situs Judi “Online” Susupi Laman-laman Pemerintah Daerah

Nasional
Pengacara Staf Hasto Klaim Penyidik KPK Minta Maaf

Pengacara Staf Hasto Klaim Penyidik KPK Minta Maaf

Nasional
SYL Disebut Minta Anak Buah Tak Layani Permintaan Atas Namanya

SYL Disebut Minta Anak Buah Tak Layani Permintaan Atas Namanya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com