Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Dalam Sel, Anas Tulis Buku Hariannya di "Kompasiana"

Kompas.com - 20/02/2014, 16:42 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengisi hari-harinya di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi dengan membaca buku dan menulis artikel. Sebagian tulisan Anas dimuat dalam media warga, Kompasiana, dengan judul "Buku Harian Anas Urbaningrum".

Dalam tulisannya itu, Anas menggambarkan sedikit kehidupannya di balik jeruji tahanan KPK. Tulisan dimulai dengan cerita sambutan tahanan-tahanan Rutan KPK kepada Anas begitu dia menginjakkan kaki di rutan tersebut. Tulisan yang diunggah akun Sahabat Anas Urbaningrum tersebut juga menyinggung Ketua KPK Abraham Samad.

Menurut tulisan itu, Abraham Samad, menjelang fit and proper test calon pimpinan KPK di DPR, sempat bertamu ke kediaman Anas di Duren Sawit, Jakarta Timur. Abraham, tulisnya, diantar teman Anas dari Sulawesi Selatan yang bernama Salahuddin Alam.

Tulisan itu juga mengungkapkan gambaran proses pemeriksaan Anas di KPK. Menurut tulisan itu, Anas mendapat keterangan dari tim penyidik KPK mengenai proyek selain Hambalang yang diduga dikorupsinya.

"Misalnya proyek pembangunan gedung Biofarma, pembangunan universitas-universitas, pembangunan gedung pajak; sesuatu yang saya tidak tahu apa itu maksudnya," tulis Anas dalam artikelnya.

Dalam tulisan berjudul "Buku Harian Anas Urbaningrum" itu pun diungkapkan latar belakang sejumlah penyidik KPK. Menurut tulisan itu, penyidik KPK yang menangani kasus Anas ada yang dikabarkan sebagai teman Agus Harimurti Yudhoyono di SMA Taruna Nusantara, Magelang. Ada juga penyidik yang pernah tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Saat dikonfirmasi, politikus Partai Demokrat Gede Pasek Suardika mengatakan bahwa artikel di Kompasiana itu benar ditulis Anas. Menurut Pasek, selama berada di tahanan, Anas sibuk membaca dan menulis. Hasil tulisannya itu kemudian disampaikan Anas kepada kerabat atau keluarganya yang menjenguk.

"Macam-macam, bisa lewat Mbak Athiyyah, kadang lewat saya, bisa lewat pengacaranya, siapa saja yang kebetulan datang, tulisan selesai, dititipin. Ya biar ada hiburan, menulis itu kan bagian dari dialektika pemikiran yang bagus," tutur Pasek. Nantinya, kata Pasek, tulisan-tulisan tersebut akan dibukukan. "Ada tim khusus yang mengurus membukukan, itu baru pembuka saja," sambungnya.

KPK menahan Anas di Rutan KPK sejak 10 Januari 2014. Selaku anggota DPR, Anas diduga menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com