Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Calon Pesaing Jokowi Versi Polcomm Institute

Kompas.com - 02/02/2014, 12:04 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Political Communicatin (Polcomm) Institute menyampaikan hasil survei tentang tokoh potensial yang mampu menyaingi elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) terkait bakal calon presiden. Hasilnya, ada sejumlah nama tokoh muda yang diklaim mampu menandingi Jokowi jika sama-sama maju sebagai calon presiden periode 2014-2019.

Direktur Polcomm Institute, Heri Budianto, mengatakan, responden memberikan jawaban tentang tokoh alternatif saingan Jokowi. Sedikitnya ada sepuluh tokoh yang lima di antaranya berasal dari partai politik, serta sisanya berasal dari non partai politik. "Mayoritas responden menilai tokoh muda cocok untuk bersaing dengan Jokowi," kata Heri, di Jakarta, Minggu (2/2/2014).

Lima tokoh dari partai politik yang berdasarkan hasil survei Polcomm adalah politisi PDI Perjuangan Tri Rismaharini (19,1 persen), Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso (18,5 persen), calon wakil presiden dari Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo (10,8 persen), Ketua Dewan Syura Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra (9,7 persen), dan Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani (9,6 persen).

Sedangkan untuk lima tokoh non partai politik, nama Menteri BUMN Dahlan Iskan (18,7 persen) dianggap paling cocok menjadi pesaing Jokowi. Selanjutnya ada nama Ketua DPD Irman Gusman (11,9 persen), anggota BPK Ali Masykur Musa (11,2 persen), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD (10,7) persen, dan mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (8,7 persen).

Polcomm melakukan survei ini untuk mengetahui potret terkini mengenai harapan publik terhadap calon pemimpin alternatif pesaing Jokoowi.

Survei ini dilakukan melalui dua tahap, yakni riset content analysis dengan menjaring nama pemimpin nasional yang diwacanakan media massa nasional sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Tahapan kedua adalah memilih tokoh potensial pesaing Jokowi.

Nama-nama yang muncul kemudian disurvei secara nasional dengan teknik wawancara langsung. Survei ini dilakukan 2-25 Januari 2014 di 33 provinsi di Indonesia. Jumlah responden sebanyak 1.200 dan telah memiliki hak pilih. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error lebih kurang 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun sumber dana survei ini berasal dari kerja sama Polcomm Institute bersama Pusat studi Komunikasi dan Bisnis dengan nominal anggaran yang tidak disebutkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Cecar Said Amin soal Sumber Uang Pembelian 72 Mobil dan 32 Motor Eks Bupati Kukar

KPK Cecar Said Amin soal Sumber Uang Pembelian 72 Mobil dan 32 Motor Eks Bupati Kukar

Nasional
Imigrasi Sebut Pelayanan Visa hingga Paspor Online Sudah Pulih 100 Persen

Imigrasi Sebut Pelayanan Visa hingga Paspor Online Sudah Pulih 100 Persen

Nasional
Jemaah Haji Belum ke Masjidil Haram, Difasilitasi PPIH Doa di Depan Kabah

Jemaah Haji Belum ke Masjidil Haram, Difasilitasi PPIH Doa di Depan Kabah

Nasional
Bantah Nasdem soal Bakal Cawagub Anies, PKS: Wagubnya Harus Sohibul Iman

Bantah Nasdem soal Bakal Cawagub Anies, PKS: Wagubnya Harus Sohibul Iman

Nasional
Tak Ada Uang Pengganti, Jaksa KPK Banding Vonis Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Tak Ada Uang Pengganti, Jaksa KPK Banding Vonis Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Nasional
Rincian Aliran Uang yang Diterima dan Dipakai SYL untuk Pribadi, Keluarga hingga Partai Nasdem

Rincian Aliran Uang yang Diterima dan Dipakai SYL untuk Pribadi, Keluarga hingga Partai Nasdem

Nasional
Pengacara SYL Singgung 'Green House' Petinggi Parpol di Kepulauan Seribu dari Uang Kementan

Pengacara SYL Singgung "Green House" Petinggi Parpol di Kepulauan Seribu dari Uang Kementan

Nasional
Bareskrim: 800 Korban Penipuan WN China Dijanjikan Kerja, Modus 'Like' and 'Subscribe' Konten

Bareskrim: 800 Korban Penipuan WN China Dijanjikan Kerja, Modus "Like" and "Subscribe" Konten

Nasional
Hal Memberatkan Tuntutan SYL, Korupsi karena Tamak

Hal Memberatkan Tuntutan SYL, Korupsi karena Tamak

Nasional
Pakar: Kesadaran Keamanan Data Digital di Indonesia Rendah, Banyak Password Mudah Ditebak

Pakar: Kesadaran Keamanan Data Digital di Indonesia Rendah, Banyak Password Mudah Ditebak

Nasional
Sidang Tuntutan SYL, Nayunda Nabila Kembalikan Uang ke KPK Total Rp 70 Juta

Sidang Tuntutan SYL, Nayunda Nabila Kembalikan Uang ke KPK Total Rp 70 Juta

Nasional
Projo Tuding Pihak yang Sudutkan Budi Arie dari Kubu Kalah Pilpres

Projo Tuding Pihak yang Sudutkan Budi Arie dari Kubu Kalah Pilpres

Nasional
Staf Hasto Lapor Ke LPSK, KPK: Sampaikan Fakta yang Sebenarnya

Staf Hasto Lapor Ke LPSK, KPK: Sampaikan Fakta yang Sebenarnya

Nasional
Imigrasi Perpanjang Pencegahan Firli Bahuri ke Luar Negeri Sampai 25 Desember 2024

Imigrasi Perpanjang Pencegahan Firli Bahuri ke Luar Negeri Sampai 25 Desember 2024

Nasional
KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com