JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bergeming, tidak menanggapi pernyataan Anas Urbaningrum, meskipun tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang dan proyek-proyek lain itu memberikan pernyataan yang menyinggung Presiden saat hendak ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi.

”Tidak ada tanggapan dari Presiden SBY atas pernyataan Anas itu,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Informasi Heru Lelono, Minggu (12/1).

KPK menahan Anas hari Jumat (10/1) di Rumah Tahanan Kelas 1 Jakarta Timur cabang Gedung KPK. Anas dijerat di dalam tiga kasus dugaan korupsi, yaitu terkait pemberian sesuatu dari proyek Hambalang, Bogor, Jawa Barat, proyek pengadaan vaksin PT Bio Farma di Bandung, dan pengadaan laboratorium kesehatan di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.

Sebelum ditahan, Anas memberikan pernyataan berterima kasih kepada Presiden atas penahanan dirinya oleh KPK. Bahkan, Anas menyebutkan, peristiwa itu mudah-mudahan mempunyai makna dan menjadi hadiah Tahun Baru bagi Presiden SBY.

Heru memahami, pernyataan Anas itu merupakan sindiran yang ditujukan kepada Presiden SBY. ”Seharusnya Anas fokus dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuktikan, apakah dirinya bersalah atau tidak. Untuk apa dia mencari musuh dan mengurusi orang lain,” katanya.

Menurut Heru, Presiden SBY juga memiliki pandangan, siapa pun memiliki kedudukan yang sama dalam hukum.

”Boro-boro kok Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono), SBY pernah menyatakan, sebagai presiden tidak boleh kebal hukum. Yang penting tidak fitnah dan ada bukti. Prinsipnya, semua warga negara sama di mata hukum,” kata Heru.
Buka semua

Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Padang, Saldi Isra, meyakini, posisi Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (kala itu) mengetahui banyak hal mengenai berbagai hal terkait dengan partai dan elitenya. Kini, masyarakat menunggu ”halaman-halaman” selanjutnya yang akan dibuka oleh Anas.

”Saya kira ini penting untuk menjadi instrumen menghadapi pemilu legislatif sebentar lagi. Saya berharap semua skandal yang terkait parpol dibicarakan hari ini. Untuk jadi pertimbangan,” ungkap Saldi.

Secara terpisah, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie mengaku tidak mengerti apa yang akan diungkapkan Anas. ”Kalau dia bongkar, artinya dia ikut,” ujarnya.

Demokrat juga tidak mempersiapkan apa pun terkait rencana Anas membongkar keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut.

Sementara itu, Ny Sriyati, ibu kandung Anas, saat ditemui di rumahnya, Desa Ngaglik, Srengat, Blitar, kemarin, tampak air mukanya mendung.

Ny Sriyati mengungkapkan, dirinya pun tidak berangkat ke Jakarta. ”Biar kakaknya Anas saja yang melihat di Jakarta,” ujarnya. (WHY/ANA/ODY)