Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Economist: Jokowi Sosok Tepat untuk Bangkitkan Indonesia

Kompas.com - 29/12/2013, 13:55 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis


SINGAPURA, KOMPAS.com - Majalah ternama The Economist memberikan prediksi dan gambaran politik dan ekonomi dunia tahun 2014. Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo digadang-gadang sebagai sosok yang akan memimpin Indonesia tahun depan.

The Economist menuliskan Joko Widodo sebagai front-runner. Ia dikatakan mungkin akan mendeklarasikan pencapresannya pada Mei 2014. Jokowi diyakini dapat membangkitkan kembali Indonesia sekaligus mengejar target yang gagal dicapai pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

The Economist menjelaskan rekam jejaknya yang sukses sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Ia disebut memiliki kepemimpinan yang tegas, kebijakan inovatif, dan transparansi pemerintahan. Jokowi juga dinilai mewakili generasi kepemimpinan yang baru, tidak terikat dengan Orde Baru, militer, maupun dinasti politik.

Berusia relatif muda (52 tahun), pencinta musik metal ini juga sangat populer di kalangan generasi muda yang mewakili 106 dari 180 juta pemilih. Pertanyaan besar adalah apakah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dapat dibujuk untuk mengizinkan pencapresan Jokowi. Jika jawabannya iya, akan menjadi kejutan jika Joko Widodo tidak disumpah sebagai presiden pada 20 Oktober 2014.

Kritik Pemerintahan SBY

Perekonomian Indonesia menikmati stabilitas dalam beberapa tahun terakhir. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membawa Indonesia melewati krisis ekonomi global 2008. Angka pertumbuhan GDP stabil di atas 6 persen. Ekonomi bergairah didorong permintaan yang tinggi akan minyak, batubara, mineral dari China dan India.

Namun, semua berubah di tahun 2013. Nilai kurs Rupiah terperosok hingga Rp 12.000 per dollar AS. Indeks saham Bursa Efek Jakarta anjlok drastis. Inflasi meroket ditambah dengan defisit anggaran. Target pertumbuhan ekonomi 6,3 persen yang dicanangkan hampir pasti tidak akan terpenuhi.

The Economist menguraikan, hal yang paling disesalkan dari pemerintahan SBY adalah kegagalan mengatasi persoalan klasik mendasar. Infrastruktur tetap bermasalah. Korupsi merajalela di mana-mana. Mentalitas birokrat yang suka bermalas-malasan tidak kunjung berubah. Tidak ketinggalan, desentralisasi yang semrawut di daerah. Investor cemas ekonomi Indonesia akan kesulitan bangkit kembali.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com