Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhoma Dukung Pilkada Tidak Langsung

Kompas.com - 20/12/2013, 13:56 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Raja dangdut sekaligus bakal calon presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Rhoma Irama mendukung usul pemerintah untuk mengembalikan pemilihan kepala daerah (pilkada) bupati/wali kota dikembalikan ke DPRD. Rhoma, mengatakan hal itu efektif menekan angka tindak pidana korupsi di daerah.

"Sistem rekrutmen kepala daerah harus kita review. (Sistem pemerintahan) tetap desentralisasi, tapi kembalikan (pemilihan) kepala daerah ke DPRD seperti dulu," ujar Rhoma dalam seminar "Indonesia Menjawab Tantangan: Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang" di Kampus Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2013).

Ia mengatakan, ongkos politik yang tinggi untuk merebut kursi bupati/wali kota mendorong kepala daerah untuk melakukan pidana korupsi saat berkuasa. Jadi, kata dia, ongkos politik harus ditekan dengan mengembalikan mekanisme pemilihan kepada DPRD dan bukan lagi langsung dipilih rakyat.

"Money politic korupsi terjadi karena biaya mencapai jabatan itu sangat besar. Politik transaksional sudah membudaya. Begitu jadi (kepala daerah) harus mengembalikan modal politik waktu dia kampanye," tutur Rhoma.

Menurut musisi itu, pilkada langsung oleh rakyat cukup dilakukan hanya untuk memilih gubernur saja. Dia mengatakan, hal itu karena pemerintah provinsi adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat.

"Kalau gubernur harus tetap dipilih langsung, karena dia kan agen pemerintah pusat," lanjut dia.

Pemerintah dan DPR sedang menggodok Rancangan Undang-Undang Pilkada. Salah satu klausul yang masih menjadi perdebatan adalah usul Kementerian Dalam Negeri untuk mengembalikan pilkada bupati/wali kota kepada DPRD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com