JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali curhat terkait serangan yang dia alami selama sekitar sembilan tahun memimpin Indonesia. Presiden mengaku bisa menerima semua kritikan, tetapi tidak bisa menerima fitnah.
Menurut Presiden, dia sudah menerima ribuan kritik sejak menjadi Presiden pada 20 Oktober 2004. Ia mengaku bisa menerima kritikan itu lantaran terkadang membawa manfaat. Mengecam, menghujat, mencemooh, katanya, juga hak setiap orang.
"Saya menyadari kalau ada apa-apa SBY salah, SBY enggak benar, dikecam, disalahkan segala macam. Saya harus menerima keadaan seperti itu. Hanya satu yang saya sulit menerima, fitnah. Kalau saudara difitnah tentu sulit secara batiniah untuk menerima," kata Presiden saat perayaan HUT LKBN Antara ke-76 di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Kepala Negara memberi contoh ketika dia mengambil suatu keputusan atau kebijakan lalu ditanggapi secara beragam, baik pro maupun kontra. Ia bisa menerima serangan atas keputusannya itu lantaran dirinya memang bertindak.
"Yang tidak tepat, saya tidak berbicara apa-apa, saya tidak berbuat apa-apa, tiba-tiba diisukan SBY melaksanakan A dan A itu diserang berhari-hari, berminggu-minggu. Ini yang tidak mendidik karena tidak ada faktanya, tidak ada keputusan, kebijakan, dan perbuatan saya," kata Presiden.
Presiden menegaskan dirinya akan terus tegar menghadapi kritikan pada masa mendatang. "Hanya permohonan saya sebagai seseorang yang sebentar lagi kembali ke masyarakat, janganlah kita berikan toleransi kalau itu berupa fitnah karena fitnah lebih kejam dibandingkan pembunuhan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.