Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Rekomendasikan Pemberantasan Mafia Sektor Pangan kepada Presiden

Kompas.com - 12/12/2013, 13:04 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku telah memberikan rekomendasi pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk pemberantasan mafia di sektor pangan. Rekomendasi itu berasal dari penelitian yang dilakukan KPK terkait adanya mafia di sektor tersebut.

"KPK peduli, kita teliti, hasilnya kita berikan rekomendasi pada SBY untuk dilakukan perbaikan di sektor pangan," kata Ketua KPK, Abraham Samad, dalam sebuah seminar politik kebangsaan, di Kantor International Conference of Islamic Scholars (ICIS), di Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Abraham menuturkan, KPK melihat banyak kebijakan melenceng di sektor pangan. Kebijakan tersebut dibuat sedemikian rupa untuk memuluskan permainan ilegal impor pangan yang melibatkan pengusaha dan oknum aparatur negara.

Dari penelitian yang dilakukan KPK, terungkap bahwa ketahanan pangan di Indonesia sangat terancam. Hal ini, kata Abraham, sesuai dengan catatan Bank Dunia yang mengatakan luas lahan pertanian di Indonesia hanya tersisa 536.000 kilometer persegi, atau hanya 29 persen dari lahan yang ada.

Abraham juga menguraikan penyebab berkurangnya lahan pertanian tersebut. Pemicu terbesarnya adalah kejengahan petani karena tak sejahtera dan produksinya selalu ditelikung oleh produk impor, sehingga akhirnya menjual lahan untuk beralih ke usaha yang lain.

"Sebagai negara berdaulat, kita harus berani mengatakan stop impor, dan hentikan liberalisasi di sektor pangan. Sejahterakan petani, beri subsidi, dan proteksi. Kalau tidak, maka ketahanan pangan kita akan hancur, dan cita-cita pemerintah untuk swasembada pangan di 2014 akan sangat sulit," pungkasnya.

Sebelumnya, Abraham mengungkapkan banyaknya mafia yang bermain di sektor pangan. Mafia yang dimaksud Abraham adalah para pengusaha dan oknum aparatur negara yang mengeruk keuntungan pribadi di sektor tersebut. Hal ini terlihat jelas dari potret kemiskinan para petani dan masifnya impor pangan.

Ia menuding impor berbagai bahan pangan merupakan akal-akalan pengusaha dan oknum aparatur negara. Impor pangan terus berlangsung, bahkan semakin masif karena ada permainan yang menciptakan seolah-olah Indonesia kekurangan bahan pangan.

Contoh yang diambil adalah impor daging, garam, gula refinasi, kedelai, dan beras. Padahal dalam catatan KPK, produksi daging di Indonesia sangat besar dan cukup. Sentra produksi daging itu tersebar di hampir semua wilayah, seperti Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur, serta Sulawesi Selatan, namun hal itu tak terkoreksi dan dibuat asumsi seakan-akan kuotanya kurang dan Indonesia memerlukan impor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com