Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Televisi Digunakan untuk Kepentingan Politik, Kata Golkar Itu Biasa

Kompas.com - 10/12/2013, 21:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Politisi Partai Golkar, Nudirman Munir, berpendapat, pemanfaatan televisi dalam kampanye kandidat calon presiden dan wakil presiden adalah hal yang biasa terjadi. Kata dia, tidak ada alasan untuk mempersoalkannya. 

“Sudah banyak yang memanfaatkan media massa. Artinya ini lazim, biasa, enggak ada yang dilarang, kok,” ucap Nudirman di Gedung Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/12/2013).

Nudirman mengatakan ini menanggapi kritik Sekretaris Kabinet Dipo Alam terhadap para kandidat calon presiden yang memiliki stasiun televisi.

Ia menjelaskan, meski Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie memiliki sejumlah stasiun televisi seperti ANTV dan TVOne, dia memastikan bahwa iklan-iklan politik yang ada di kedua stasiun televisi itu tidak didapat secara cuma-cuma.

“Semuanya kami bayar, tidak ada yang gratis. Kalau diskon juga biasa, semuanya juga dikasih diskon,” ucapnya.

Nudirman berpandangan, porsi pemberitaan untuk Ical di kedua stasiun televisi itu masih jauh lebih sedikit dibandingkan porsi pemberitaan Partai Demokrat.

Di dalam acara-acara talkshow yang diadakan kedua stasiun televisi itu pun, sebut Nudirman, politisi Partai Golkar tidak mendominasi.

“Jadi enggak usah khawatir, yang menentukan berhasil atau enggaknya capres itu kan kadernya, elektabilitasnya, bukan pemberitaan di media massa,” katanya.

Sindiran Dipo

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam kembali mempertanyakan pemberitaan sejumlah stasiun televisi swasta yang dinilainya tak netral. Sejumlah stasiun televisi yang disindir Dipo adalah stasiun yang pemiliknya juga petinggi partai politik dan berencana maju sebagai calon presiden.

Sindiran Dipo dituangkan melalui akun Twitter pribadinya, @dipoalam49, Senin (9/12/2013).

Dipo juga menyindir para pemilik stasiun televisi yang akan maju sebagai capres, tetapi elektabilitasnya rendah.

"Elektabilitas partai dan pencapresannya kecil, tapi karena punya TV, gaung politiknya bak kodok bangkong gelembungkan tenggorokannya, bakal kempes," tulis dia.

Selengkapnya mengenai pernyataan Dipo Alam baca: Sindiran Dipo Alam untuk Capres Pemilik Stasiun TV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com