JAKARTA, KOMPAS.com - Partai politik dinilai jarang menyelenggarakan program sosial yang langsung dirasakan masyarakat. Warga menilai parpol terlalu mengedepankan citra politik. Hal itu salah satu hasil survei Lembaga Penelitian Psikologi Universitas Indonesia (LPPsi-UI), International NGO Forum for Indonesia Development (INFID), Perkumpulan Prakarsa dan Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).
"Pada umumnya, semua parpol dianggap sangat tidak memadai melakukan program sosial," ujar Peneliti LPPsi-UI Bagus Takwin saat memaparkan hasil survei di Kantor INFID, Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2013).
Bagus mengatakan, salah satu hal terpenting bagi warga adalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan dan kesehatan. Namun, kebutuhan tersebut jarang diberikan parpol.
Ia memaparkan, berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya pada September hingga November 2013, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah partai yang program sosialnya paling sedikit. Hanya 17,7 persen responden yang mengatakan partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu mengadakan program sosial di daerahnya. Sisanya, 82,3 persen responden mengaku tidak pernah merasakan program sosial PKB.
Partai lain yang juga dinilai jarang menyelenggarakan program sosial adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yaitu 19,9 persen dan Partai Hati Nurani Rakyat (20,7 persen).
Bagus mengatakan, parpol yang paling sering melakukan program sosial adalah Partai Golkar. Itupun, lanjutnya, hanya 34,7 persen dari 2.442 responden di 33 provinsi yang mengatakan Partai Golkar menggelar program sosial.
"Tidak berhenti di situ, mereka (responden) hanya mengatakan program sosialnya 'agak bermanfaat' dan 'agak memadahi'," kata Bagus.
Peneliti dari Perkumpulan Prakarsa, Setyo Budiantoro, menambahkan, parpol lebih banyak memikirkan citra. Padahal, warga membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang lebih nyata.
"Harapannya, parpol lebih riil. Jika kita ingin maju, ya perjuangan harus lebih riil," kata Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.