“Ical dari sisi leadership dibandingkan Jokowi, masih menang Ical,” ujar Poempida.
Ical, kata Poempida, mengalahkan Jokowi dalam hal pengalaman memimpin. Ical merupakan pengusaha nasional dan salah satu orang terkaya di Indonesia. Selain itu, lanjut Poempida, Ical pernah memimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan akhirnya memimpin sebuah partai politik. Hal-hal ini, sebut Poempida, belum dimiliki oleh Jokowi.
Namun, soal keterpilihan, Poempida melihat Ical masih terganjal dengan persepsi orang. Jokowi dikenal dekat dengan rakyat, sementara Ical terkesan sebagai orang kaya yang sulit dijangkau masyarakat.
“Imej Ical sebagai salah satu orang kaya di Indonesia ini sangat melekat. Citra inilah yang harus menjadi PR besar orang-orang dekat Ical itu. Padahal, sebenarnya Pak Ical itu orang yang sangat terbuka, ini yang tidak muncul ke publik,” ucap anggota Komisi IX DPR itu.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Lembaga Klimatologi Politik (LKP) Usman Rachman mengatakan, elektabilitas Abu Rizal Bakrie (Ical) sebagai capres sulit menembus angka dua digit. Berdasarkan survei LKP terakhir, elektabilitas Ical hanya terpaku di angka 9,2 persen, berbanding terbalik dengan elektabilitas Jokowi yang terus berkibar melewati angka 30 persen.
"Bahkan dibandingkan dengan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto, capres Partai Hanura Wiranto, elektabilitas Ical juga semakin tertinggal. Ini perlu diketahui penyebabnya," kata Usman, Minggu (17/11/2013).
Namun, Usman menjelaskan, mandeknya elektabilitas Ical memang cukup ganjil. Pasalnya, Partai Golkar merupakan partai yang elektabilitasnya tinggi di kisaran 20 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.