"Di sebuah dunia di mana persamaan hak asasi manusia dihargai, seharusnya penghargaan terhadap sesama manusia meningkat. Tapi yang terjadi justru kekerasan atas nama agama meningkat," ujar Wakil Ketua Badan Pengurus Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengawali pembicaraan di kantornya, Jakarta, Jumat (15/11/2013).
Selama pemantauan di 23 provinsi, masih terjadi 213 peristiwa dengan 243 tindakan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Bonar menuturkan, praktik intoleransi, kekerasan, dan diskriminasi terjadi karena ketidaktegasan negara dalam menghadapi praktik-praktik tersebut. Ia pun menyoroti lemahnya penegakan hukum dalam mengatasi tindakan kekerasan tersebut.
"Dengan demikian, kampanye ini diharapkan bisa menjadi titik tolak agar keberagamaan dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya kata pemanis, tapi juga bisa hidup dalam alam yang nyata," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Pdt Palti Panjaitan dari HKBP Filadelfia menyatakan, sosialisasi Hari Internasional untuk Toleransi dilakukan untuk memperkuat Indonesia. Tuhan menciptakan perbedaan, katanya, bukan untuk memisahkan, melainkan untuk saling melengkapi.
Beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang akan terlibat dalam perayaan tersebut adalah Setara Institute, Aman Indonesia, Sejuk, Wahid Institute, Elsam, dan sebagainya. Kegiatan ini menjadi awal dari rangkaian kegiatan dalam perayaan Hari Internasional untuk Toleransi yang akan digelar tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di sejumlah daerah, seperti Aceh, Bandung, Cirebon, Jawa Timur, dan Makassar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.