"Saya baru dengar sedikit. Saya pikir itu hanya orang marah saja. Itu mereka (pelaku kerusuhan) hanya emosional saja," ujar Jimly di Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Ia mengatakan, kerusuhan tersebut tidak perlu dianalisis secara ilmiah. Pasalnya, kata dia, hal itu hanya kerusuhan yang diakibatkan kekecewaan karena kekalahan beperkara. Ketika ditanya mengenai kaitan antara kerusuhan tersebut dan penangkapan mantan Ketua MK Akil Mochtar awal Oktober 2013 lalu, Jimly tidak berkomentar.
"Itu namanya menganalisis dengan ilmiah. Tidak usah dipikir secara ilmiah," ujar mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu.
Seperti diberitakan, sidang putusan pemilihan kepala daerah (pilkada) ulang Provinsi Maluku di MK berlangsung ricuh, Kamis (14/11/2013). Massa yang diduga berasal dari pasangan Herman Adrian Koedoeboen dan Daud Sangadji mengamuk dan mengubrak-abrik ruang sidang pleno MK.
Saat pembacaan sidang putusan, massa pendukung pasangan bernomor urut empat tersebut, yang berada di luar sidang pleno di lantai dua, berteriak-teriak. Saat itu, majelis hakim sudah menolak permohonan pemohon. Massa kemudian melemparkan kursi-kursi pengunjung dan merusak properti MK.
Sesaat kemudian, massa masuk ke ruang sidang pleno dan mengacaukan sidang. Karena situasi kacau, majelis hakim menunda sidang dan memilih meninggalkan ruangan sidang. Aparat kepolisian yang tidak menduga kejadian tersebut baru masuk ke ruang sidang ketika massa sudah mengubrak-abrik ruang sidang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.