Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat BBM, Anas Urbaningrum Undang Subur ke PPI

Kompas.com - 21/10/2013, 18:22 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Partai Demokrat Subur Budhisantoso mengaku diundang secara langsung oleh Anas Urbaningrum melalui Blackberry Messenger (BBM) untuk mengisi diskusi yang digelar organisasi masyarakat (ormas) milik Anas, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

"Kalo dari BBM-nya (berasal dari) Anas Urbaningrum," kata Subur saat menggelar jumpa pers di Jakarta, Senin (21/10/2013).

Subur mengaku diundang tidak dalam kapasitasnya sebagai mantan Ketua Umum Partai Demokrat, melainkan sebagai antropolog politik. Diskusinya pun seputar dinasti dan meritokrasi politik, bukan hal-hal yang lain.

"Kalau ada yang mengait-ngaitkannya dengan politik, itu hak mereka," tuturnya.

Seperti diketahui, Subur membatalkan kehadirannya dalam acara tersebut. Berada di markas Badan Intelijen Negara (BIN), juru bicara PPI, M. Rahmad mengatakan ketidakhadiran mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut karena dijemput oleh staf BIN.

Terkait hal itu, Subur mengatakan awalnya dirinya tidak mengetahui Anas mengirimkan BBM kepadanya karena ponsel Blackberry miliknya dipegang oleh ajudannya, Hadianto Sanjaya. Subur mengaku jarang membuka ponsel Blackberry tersebut karena nomor itu dipakai saat dia masih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat (2001-2005).

"(Bapak) punya delapan handphone. Mengoleksi dia," kata Hadianto.

Subur baru mengetahui pesan tersebut saat ajudannya membuka pesan tersebut pada Jumat siang pada saat dirinya berada di markas BIN. Ia berkilah tidak tahu kapan pesan itu dikirim Anas. Awalnya, ia mengaku menyanggupi akan datang karena tertarik untuk berbicara soal dinasti politik.

Belakangan dia baru sadar kalau acara tersebut diselenggarakan pada hari Jumat yang mana pada saat bersamaan ia harus berangkat ke Pontianak, Kalimantan Barat. Pada saat jumpa pers, Subur mengaku tidak ada komunikasi baik dengan Anas maupun staf PPI.

Saat dikonfirmasi telepon lewat ajudannya, Hadianto mengatakan berdasarkan perintah Subur, dia membalas BBM Anas dan menginformasikan bahwa Subur tidak bisa memenuhi undangan tersebut. Saat ditanya yang kedua kalinya, Hadianto menyatakan ia membalasnya bukan kepada Anas melainkan kepada staf PPI.

Melalui pesan tersebut, Hadianto menegaskan dirinya tidak memberitahukan keberadaan Subur di markas BIN.

Lalu bagaimana orang PPI bisa mengetahui Subur diculik BIN? "Saya ada di BIN kok enggak datang-datang, terus interpretasinya saya disandera disitu. Bisa saja," kata Subur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com