Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Karena Mesin Cuci, Perempuan Makin Aktif di Politik

Kompas.com - 30/09/2013, 00:38 WIB


KOMPAS.com
 — Kaum perempuan semakin besar perannya di bidang sosial dan politik karena didukung perkembangan teknologi, pendidikan, dan peraturan yang membuka kesempatan tersebut.

Demikian menurut mantan wakil presiden Jusuf Kalla saat menjadi keynote speaker dalam acara Pembekalan dan Perencanaan Kampanye Politik Menghadapi Pemilu 2014 bertajuk "Menang Bersama Perempuan" di Depok, Jawa Barat, Minggu (29/9/2013).

"Jadi kini perempuan makin berperan karena teknologi, karena mesin cuci, rice cooker, microwave, dan kulkas. Juga hadirnya supermarket," kata JK dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Menurut Ketua Palang Merah Indonesia itu, perempuan zaman dulu habis waktunya untuk mencuci, memasak, dan belanja.

“Sekarang berbeda. Pekerjaan rumah itu hanya sebentar saja. Sekarang Anda-anda belanja sore setelah kerja, cukup seminggu sekali,” ujar JK disambut tawa hadirin yang di antaranya caleg perempuan.

Akibat situasi tersebut, lanjut JK, kepentingan perempuan makin besar, antara lain keinginan terlibat dalam banyak hal termasuk dalam bidang sosial dan politik.

Apalagi didorong kesempatan perempuan dalam menempuh pendidikan, dan peraturan yang menempatkan perempuan untuk mendapat kesempatan luas. Hal tersebut mendorong peran perempuan di publik makin besar.

"Belum lama saya ikut hadir di wisuda UI. Saya lihat, dari 8.000 wisudawan, 60 persen wanita, 1.500 cum laude, 70 persennya ternyata perempuan," urai JK.

"Indonesia tidak terlalu tertinggal. Kita bahkan unggul dibanding Amerika. Anggota kongres Amerika itu 17 persen perempuan, di Indonesia 18 persen. Senat di Amerika 20 persen perempuan sementara di Indonesia 28 persen," kata JK.

"Menteri perempuan kita ada 4, sementara Australia cuma punya 1. Tapi soal gubernur, kita kalah dari Amerika. Gubernur perempuan hanya 1 di Indonesia dari 35 provinsi. Di Amerika ada 6 gubernur perempuan dari 50 negara bagian," tambah JK.

Namun, menurut JK, untuk menjadi wakil rakyat di DPR, seorang perempuan bisa terpilih karena performa dan harapan yang diberikan. Orang terpilih perlu modal sosial bukan hanya spanduk. Modal sosial itu, kata JK, adalah peran perempuan di kegiatan-kegiatan sosial misalnya di posyandu, pesantren, dan lainnya. Seorang caleg perempuan harus mengabdi kepada masyarakat sehingga dikenal dengan baik.

"Uang perlu, tapi tak mutlak. Buktinya tak semua orang kaya terpilih. Justru trennya money politic makin tak populer," tandas JK. "Seperti Jokowi. Ia terpilih bukan karena spanduk, tapi modal sosial yang kuat."

JK juga berpesan bahwa saat ini orang makin percaya terhadap personal orang yang akan dipilih ketimbang partai apa yang ia wakili.

"Orang menilai dua hal, apa kelebihannya dan apa kekurangannya. Orang akan memilih dari selisih positif dan negatif itu. Orang menilai pribadi bukan partai. Lagi pula, perbedaan antara partai nasionalis dan religius makin tipis," kata JK.

JK melanjutkan bahwa menjadi pribadi yang jujur itu penting sekali. Namun, konsep jujur yang benar juga perlu diketahui.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com