Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Ini, JK Menolak Bicara Politik

Kompas.com - 27/09/2013, 07:03 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Konvensi Ujian Nasional (UN) untuk mencari formulasi tepat penyelenggaraan UN. Tak hanya menghadirkan ratusan pegiat pendidikan, tapi tokoh sekaliber Jusuf Kalla juga diundang untuk memberikan paparan tentang UN.

Saat pembukaan, Kamis (26/9/2013), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh tampak semringah sepanjang acara berlangsung. Hadir mendampinginya, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim. Ada juga anggota Komisi X DPR dan rektor dari beberapa kampus.

Jusuf Kalla hadir tidak hanya untuk menyampaikan paparan, tetapi ia juga didapuk menjadi pembicara kunci. Ia paparkan peran strategis UN sebagai pengendali mutu pendidikan dengan gayanya yang khas. Tepuk tangan riuh terdengar jelas saat Kalla menegaskan bahwa UN bukanlah musuh bangsa.

Menurutnya, UN adalah sistem untuk menggenjot minat belajar siswa. Dia pun menuding keliru bila ada yang berpendapat UN harus dihapuskan. Namun, bak seorang akademisi, Kalla juga menyampaikan perlunya perbaikan di beberapa hal teknis dalam penyelenggaraan ujian tahunan itu, dari pencetakan dan pendistribusian soal sampai mekanisme jitu untuk menutup celah praktik kecurangan.

Singkatnya, Kalla yakin, UN adalah sebuah sistem untuk mencerdaskan bangsa. "Tidak ada niat ingin membodohkan, semua kemajuan harus memiliki tolak ukur yang jelas. UN bukan musuh bangsa ini," kata Kalla. Seusai menyampaikan paparannya, Kalla kembali duduk dan menyimak paparan yang diberikan Mendikbud.

Nuh menyinggung pelaksanaan UN yang dia anggap telah menampung semua masukan karena memperhatikan pemetaan, syarat kelulusan, syarat masuk ke perguruan tinggi, dan berjalannya fungsi evaluasi. "Jadi, kami merangkum berbagai pandangan, berbagai kepentingan," kata Nuh.

Tak lama berselang, Kalla dan Nuh beranjak dari tempatnya duduk untuk meninggalkan lokasi acara. Mereka yang awalnya berjalan beriringan akhirnya sempat terpisah beberapa meter karena Kalla harus menyambut permintaan para peserta konvensi yang ingin berjabat tangan.

Dalam kesempatan ini, para pegiat pendidikan tampak lebih antusias ingin berinteraksi dengan Kalla ketimbang menteri pendidikannya. Di luar lokasi, puluhan pewarta dari berbagai media pun telah siap menyodorkan berbagai pertanyaan, tetap lebih banyak ditujukan kepada Kalla.

Kalla sangat antusias menjawab semua pertanyaan tentang pendidikan. Nuh yang berada di sisi Kalla sesekali berusaha melengkapi jawaban yang diucapkan mantan Wakil Presiden tersebut. Namun, antusiasme Kalla dalam menjawab pertanyaan mendadak redup saat diajukan sejumlah pertanyaan tentang isu-isu politik terkini.

Pertanyaan berbau politik seperti isu internal Partai Golkar, minatnya maju dalam pemilihan presiden, keinginannya berduet dengan Joko Widodo, dan ragam lain seputar politik, tak ditanggapinya seantusias saat ditanya soal pendidikan. "Saya tidak mau berkomentar, kita bicara pendidikan saja," kata Kalla singkat.

Beberapa pewarta tetap menempel dan berusaha melontarkan pertanyaan politik kepada Kalla. Namun, sama seringnya dengan pertanyaan tentang politik terlontar, berulang pula penolakannya untuk menjawab. Hanya lambaian tangan menjadi jawaban untuk pertanyaan politik, sampai ia pun memasuki mobil dan meninggalkan Kompleks Gedung Kemendikbud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Tersangka KPK, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 M

Jadi Tersangka KPK, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 M

Nasional
KPK Cegah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ke Luar Negeri

KPK Cegah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ke Luar Negeri

Nasional
KPK Perpanjang Masa Penahanan Dua Eks Anak Buah Gus Muhdlor

KPK Perpanjang Masa Penahanan Dua Eks Anak Buah Gus Muhdlor

Nasional
Gelar Peninjauan di Pelabuhan Panjang dan Bakauheni, Jasa Raharja Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung

Gelar Peninjauan di Pelabuhan Panjang dan Bakauheni, Jasa Raharja Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung

Nasional
Urgensi Politik Gagasan pada Pilkada 2024

Urgensi Politik Gagasan pada Pilkada 2024

Nasional
Bersama Menko PMK dan Menhub, Dirut Jasa Raharja Lepas Arus Balik “One Way” Tol Kalikangkung

Bersama Menko PMK dan Menhub, Dirut Jasa Raharja Lepas Arus Balik “One Way” Tol Kalikangkung

Nasional
Seluruh Korban Kecelakaan di Km 58 Tol Japek Teridentifikasi, Jasa Raharja  Serahkan Santunan kepada Ahli Waris

Seluruh Korban Kecelakaan di Km 58 Tol Japek Teridentifikasi, Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada Ahli Waris

Nasional
Jadi Tersangka, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Diduga Dapat Jatah Potongan Insentif ASN

Jadi Tersangka, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Diduga Dapat Jatah Potongan Insentif ASN

Nasional
Bawaslu Buka Kans Evaluasi Panwas yang Tak Becus Jelang Pilkada

Bawaslu Buka Kans Evaluasi Panwas yang Tak Becus Jelang Pilkada

Nasional
Rahmat Bagja Sebut Bawaslu Kemungkinan Pindah Terakhir ke IKN

Rahmat Bagja Sebut Bawaslu Kemungkinan Pindah Terakhir ke IKN

Nasional
Bawaslu Bersiap Hadapi Sengketa Pileg

Bawaslu Bersiap Hadapi Sengketa Pileg

Nasional
Karutan KPK Lawan Penetapan Tersangka Kasus Pungli, Singgung Praperadilan Eddy Hiariej

Karutan KPK Lawan Penetapan Tersangka Kasus Pungli, Singgung Praperadilan Eddy Hiariej

Nasional
7 Poin Kesimpulan Kubu Anies-Muhaimin, di Antaranya Pengkhianatan Konstitusi dan Nepotisme

7 Poin Kesimpulan Kubu Anies-Muhaimin, di Antaranya Pengkhianatan Konstitusi dan Nepotisme

Nasional
'One Way' Dihentikan, Km 414 Tol Kalikangkung hingga Km 72 Tol Jakarta Cikampek Normal 2 Arah

"One Way" Dihentikan, Km 414 Tol Kalikangkung hingga Km 72 Tol Jakarta Cikampek Normal 2 Arah

Nasional
Kemenag Terbitkan Edaran Minta Penghulu dan Penyuluh Agama Dukung 4 Program Prioritas Pemerintah

Kemenag Terbitkan Edaran Minta Penghulu dan Penyuluh Agama Dukung 4 Program Prioritas Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com