Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Media Sosial, JK Paling Banyak Dibicarakan secara Positif

Kompas.com - 24/09/2013, 20:35 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi paling banyak dibicarakan di media sosial. Namun, jumlah pembicaraan positif tentang Jokowi ternyata masih kalah dengan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla alias JK, di media sosial.

Hal itu terlihat dari hasil analisis media sosial tentang calon presiden yang dilakukan PoliticaWave.com dalam periode 1 Maret-31 Agustus 2013.

Direktur PoliticaWave Jose Rizal mengatakan, sebanyak 60 persen atau 2.522.643 percakapan di media sosial merupakan pembicaraan tentang Jokowi. Adapun JK sebanyak 112.146 percakapan atau sekitar 3 persen dari total percakapan sebesar 3.994.528.

Sebanyak 85 persen dari pembicaraan tentang Jokowi, kata Jose, bersifat netral. Sebanyak 13 persen menilai positif Jokowi dan hanya 2 persen yang bersentimen negatif. Adapun sebanyak 35 persen pembicaraan tentang JK bernada positif, 63 persen netral, dan hanya 2 persen bernada negatif.

Jose menjelaskan, banyak hal positif tentang JK yang dibicarakan, yakni kegiatan sebagai Ketua Umum PMI, kegiatan Ketua Dewan Pengurus Masjid, memiliki reputasi baik dalam isu resolusi konflik, baik lokal maupun mancanegara, dipercaya menangani kasus bendera Aceh, serta mediator pemilu Malaysia.

Sikap JK yang menolak tawaran ikut Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat juga ditanggapi positif oleh netizen. Selain itu, netizen menilai positif sikap JK yang mendukung kebijakan tak populis, yakni kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Isu negatifnya sedikit, bersikeras mempertahankan ujian nasional dan terlalu tua untuk menjadi capres," kata Jose saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Adapun isu positif tentang Jokowi di media sosial, tambah Jose, di antaranya berkinerja baik sebagai Gubernur Jakarta, rajin blusukan, disebut majalah Time sebagai pemimpin fenomenal, diincar semua parpol untuk diusung di pilpres, serta membenahi Tahah Abang dan Waduk Pluit.

Namun, tak sedikit pula isu negatif yang diarahkan kepada Jokowi. Hal tersebut, di antaranya, blusukan dianggap pencitraan, Jakarta masih macet dan banjir, dijadikan alat politik bagi PDI-P, serta disebut mabuk jabatan jika maju sebagai capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com