Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP: Wajah Merah Menteri Agama bukan Marah, melainkan Kaget

Kompas.com - 04/09/2013, 18:09 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Vernita Darwis menyatakan, reaksi wajah Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) yang memerah saat pidatonya dipotong suara azan bukan karena marah, melainkan kaget. Menurutnya, keterkejutan SDA itu dipicu karena lantangnya suara beduk yang tak jauh dari posisinya saat berpidato.

"Pak SDA itu kan wajahnya putih, jadi kalau kaget jadi merah," ujarnya saat memberikan klarifikasi di Jakarta, Rabu (4/9/2013).

Ia mengaku bahwa dirinya mengetahui persis kejadian tersebut karena ikut dalam rombongan Kementerian Agama. Menurutnya, ketika mendengar beduk dan azan zuhur, Suryadharma menghentikan pidato dan menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan kepada azan.

"Usai azan, Pak SDA komat-kamit bukan karena marah, tapi membaca doa (setelah azan)," katanya.

Selain itu, Vernita juga membantah bahwa ada agenda peletakan batu pertama di Masjid Agung Tasikmalaya. Menurutnya, acara tersebut hanya memberikan santunan kepada bekas jemaah Ahmadiyah senilai Rp 1 miliar. Ia menambahkan, Suryadharma juga tidak langsung pergi meninggalkan lokasi karena usai azan Suryadharma masih membacakan kalimat penutup.

"Pak SDA tidak shalat di masjid bukan karena marah, tapi karena sesuai agenda, Pak SDA dan jajaran Muspida akan shalat sekaligus makan siang di pendopo," jelasnya.

Ia justru menyalahkan pihak Badan Zakat Nasional (Baznas) yang tidak menghargai protokol yang sudah dibuat Kementerian Agama dan Pemkab Tasikmalaya. Padahal, tidak ada perintah dari Kementerian Agama dan Pemkab untuk memukul beduk.

"Baznas tidak punya hak untuk mengatur protokol Kemenag ataupun Pemkab," tegasnya.

KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum.

Seperti diberitakan, insiden kecil berbuntut panjang dialami Menteri Agama Suryadharma Ali saat memberikan sambutan di Masjid Agung Kabupaten Tasikmalaya, Senin (2/9/2013). Sambutan Suryadharma harus terhenti saat tiba-tiba suara seorang muazin mengumandangkan azan zuhur.

Suryadharma, yang tengah serius memberikan sambutan, langsung terhenyak. Ia menunduk, tetapi kemudian kembali menegakkan kepalanya. Posisi itu dilakukannya hingga azan berakhir. Entah karena sudah tak mood, Suryadharma langsung menyudahi sambutannya begitu muazin selesai azan.

Kejadian itu terjadi saat Suryadharma menghadiri acara pemberian bantuan untuk lembaga keagamaan dan para mantan anggota jemaah Ahmadiyah yang memeluk agama Islam. Acara itu dihadiri ibu-ibu pengajian, organisasi massa, dan Dharma Wanita Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya. Seusai acara, Suryadharma tampak terburu-buru menuju kendaraan. Namun, ia sempat mempertanyakan insiden yang menimpanya.

Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum beberapa kali memohon maaf atas insiden tersebut. Suryadharma juga sempat menolak meresmikan proyek bangunan keagamaan. Langkah Menteri Agama menuju kendaraan baru terhenti setelah para wartawan mengerubutinya. Saat diwawancarai sejumlah wartawan, Suryadharma mengungkapkan rasa kecewa atas insiden yang menimpanya. Uu juga mengaku prihatin atas insiden tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com