Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi VIII: Tak Perlulah Menteri Agama Ngambek gara-gara Azan

Kompas.com - 03/09/2013, 14:35 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VIII Ace Hasan Syadzily menyayangkan sikap Menteri Agama Suryadharma Ali yang menunjukkan kekecewaan, bahkan terkesan ngambek, karena waktu pidatonya terpotong kumandang suara azan. Menurutnya, sebagai pejabat publik, Suryadharma tak layak bersikap seperti itu, terlebih ditunjukkan di hadapan masyarakat.

Ace menuturkan, sebagai seorang muslim, sudah menjadi kewajiban untuk menghormati suara kumandang azan. Biasanya, segala aktivitas memang harus dihentikan sebagai penanda rasa hormat tersebut.

"Seharusnya justru kita yang menyesuaikan dengan waktu azan. Tak seharusnya Menteri Agama kecewa atas kumandang azan itu, apalagi jika ekspresi kekecewaan itu ditunjukkan di hadapan publik. Saya hanya bisa menyatakan 'Astagfirullahal adzim'," kata Ace di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (3/9/2013).

Kompas.com/SABRINA ASRIL Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid.

Di tempat yang sama, Anggota Komisi VIII DPR lainnya, Hidayat Nur Wahid, memilih berpikiran positif menyikapi insiden yang menimpa Menteri Agama. Namun begitu, ia mengimbau Suryadharma Ali untuk segera memberikan klarifikasi atas sikapnya tersebut.

"Saya yakin beliau tidak ngambek, di dunia pesantren kan sudah biasa menghentikan aktivitas saat ada suara azan, dan Pak Suryadharma ini kan orang pesantren, pasti mengertilah," ujarnya.

Untuk diketahui, insiden kecil berbuntut panjang dialami Menteri Agama Suryadharma Ali saat memberikan sambutan di Masjid Agung Kabupaten Tasikmalaya, Senin (2/9/2013). Sambutan Suryadharma harus berhenti saat tiba-tiba suara seorang muazin mengumandangkan azan dzuhur.

Suryadharma yang tengah serius memberikan sambutan, langsung terhenyak. Ia menunduk namun kemudian kembali menegakkan kepalanya. Posisi itu dilakukannya hingga azan berakhir.

Entah karena sudah tak mood, Suryadharma langsung menyudahi sambutannya begitu muazin selesai adzan. Kejadian itu terjadi saat Suryadharma menghadiri acara pemberian bantuan untuk lembaga keagamaan dan para mantan anggota Jemaah Ahmadiyah yang memeluk agama Islam.

Acara itu dihadiri ibu-ibu pengajian, organisasi massa, dan Dharma Wanita Kemenag Kabupaten Tasikmalaya. Seusai acara, Suryadharma tampak terburu-buru menuju kendaraan. Namun ia sempat mempertanyakan insiden yang menimpanya.

Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum, beberapa kali memohon maaf atas insiden tersebut. Suryadharma juga sempat menolak meresmikan proyek bangunan keagamaan. Langkah Menag menuju kendaraan baru terhenti setelah para wartawan mengerubutinya. Saat diwawancarai sejumlah wartawan, Suryadharma mengungkapkan rasa kecewa atas insiden yang menimpanya. Uu juga mengaku prihatin atas insiden tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com