Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelantikan Pamong Praja IPDN, Kerinduan Berganti Tanggung Jawab

Kompas.com - 28/08/2013, 20:54 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


SUMEDANG, KOMPAS.com - Empat tahun menempuh pendidikan di Kampus Institut Pemeritahan Dalam Negeri (IPDN) tidak hanya menumpuk rindu pada keluarga. Rasa bangga dan haru pun terlihat jelas usai pelantikan Pamong Praja Muda lulusan IPDN Angkatan XX, di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (28/8/2013).

Namun, di depan, tugas pelayanan masyarakat sudah menanti. Teriknya sinar matahari yang menyiram lapangan upacara IPDN tidak menyurutkan semangat dan langkah Hasan Basri, seorang lulusan IPDN untuk berusaha menghubungi orang tuanya. Telepon genggamnya dilekatkan di telinganya, berupaya menghubungi sang ayah yang juga sedang mencarinya.

Wajah Basri memancarkan keresahan dan ketegangan. Matanya yang berkaca-kaca menahan air mata, menyisir lapangan yang dipadati ribuan orang, berharap di sana berdiri dua orang tuanya. “Aaaaa,” sontak Hasan berteriak sambil berlari menuju arah barat.

Dari belakang sang ibu, dia memeluk perempuan yang membesarkannya itu. Dalam suasana penuh haru, sang ayah ikut memeluknya. Kerinduan pemuda asal Makassar, Sulawesi Selatan itu ditumpahkannya saat itu. Lama, tidak ia lepaskan pelukannya. Itulah pertemuan pertama Hasan dengan kedua orang tuanya setelah beberapa bulan perpisahaan sejak terakhir ia pulang ke kampung halamannya.

Terlebih bangga dia, karena dalam pertemuan kali itu dia sudah dilantik menjadi seorang pamong, pelayan masyarakat. “Sesekali saya pulang ke Makassar, tapi ibu dan bapak tidak pernah ke sini (Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat). Rindu sekali,” tuturnya dengan logat khas Makassar yang kental.

Bodriah, ibunda Hasan juga tidak mampu menutupi keharuannya bertemu dengan putranya. Sorot kebanggaan terpancar jelas pula di matanya. Tangannya yang berbalut kulit yang sudah mulai keriput tidak lepas menggenggam tangan sang anak, seolah tidak ingin kehilangan.

“Bangga,” katanya singkat menjawab pertanyaan Kompas.com. Usai pelantikan itu, Hasan tetap bertahan di kampus tersebut. Namun, kali ini bukan sebagai praja atau mahasiswa, tetapi sebagai staf.

Lain Bodriah, lain pula kisah yang dialami ibunda Pamong Praja Muda, Syarif. Perempuan yang tidak ingin disebutkan namanya itu lama mencari anak kebanggaannya. Hingga 10 menit berlalu sejak orangtua diizinkan menemui para lulusan IPDN, dia tidak jua dapat menemui putranya. Padahal, orang tua lain sudah bersama anaknya.

“Tolong bantu cari, Mas,” katanya pada seorang lulusan.

Kerinduan juga harus ditahan Pamong Praja Muda asal pendaftaran IPDN Medan, Sumatera Utara, Joko Arif Santoso. Bukan tiga atau empat kali saja dia berusaha menghubungi ibunya melalui telepon genggam sederhana yang dimilikinya. Namun komunikasi tidak juga tersambung.

“Tidak bisa ditelepon,” katanya.

Air mata tidak dapat lagi dia tahan saat berkeliling menyisir lapangan mencari ayah dan ibunya. Dia berjanji bertemu di dekat tiang bendera. Tetapi, ternyata, ratusan orang juga berjanji bertemu kerabatnya di titik itu.

Penantian yang lebih singkat dialami A Ma’arif. Pamong muda yang mendaftar dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) itu hanya perlu waktu selama lima menit hingga dapat bertemu orang tuanya. Ayah Ma’arif, Suharsono mengatakan, dia juga turut mencari anaknya di tengah tanah lapang di belakang Kantor Rektorat IPDN itu.

Suharsono mengaku bangga dan terharu atas kelulusan anaknya. Dia pun bersykur, karena akhirnya sang putra ditugaskan di Pemerintahan Kabupaten Amuntai, Kalsel. “Syukurlah. Tidak jauh-jauh lagi. Bahkan (lokasi) kerja pun sama,” ujar pegawai negeri sipil di Dinas Pemuda dan Olah Raga Amuntai itu.

Jika rindu sudah dilepaskan, bila rasa bangga dan haru telah ditumpahkan, maka sudah saatnya pengabdian diwujudkan. “Laksanakan tugas kalian dengan penuh rasa tanggung jawab, dan dengan sebaik-baiknya. Untuk rakyat berbuatlah yang terbaik,” pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam upacara pelantikan sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com