Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindahan Freddy ke Nusakambangan Sudah Lama Direncanakan

Kompas.com - 30/07/2013, 17:27 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Komunikasi, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenhuk dan HAM), Akbar Hadi membenarkan pemindahan terpidana mati kasus narkotika Freddy Budiman dari Lembaga Pemasyarakatan Narkotika, Cipinang, Jakarta Timur, ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Menurut Akbar, pemindahan Freddy sudah lama direncanakan. Isu adanya bilik asmara di Lapas Cipinang yang mencuat belakangan ini di berbagai media hanya berkontribusi menjadi pemicu pemindahan Freddy.

"Ya itu salah satu faktor yang mempercepat (rencana pemindahan Freddy)," kata Akbar di kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jakarta, Selasa (30/7/2013).

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa segala keputusan terkait pemindahan tersebut adalah wewenang pimpinan Menteri Hukum dan HAM. Sementara itu, Akbar mengatakan, alasan utama Freddy dipindahkan adalah statusnya sebagai terpidana mati.

"Sebagian besar terpidana mati memang ditempatkan di Lapas Nusakambangan," ujar Akbar saat menanggapi alasan kepindahan Freddy ke Lapas Nusakambangan.  

Akbar mengatakan, Freddy dibawa ke Lapas Nusakambangan pukul 00.05 dini hari melalui jalur darat. Proses pemindahan tersebut dijaga ketat oleh delapan petugas Kemenhuk dan HAM serta empat personel polisi.

Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin juga membenarkan bahwa Freddy dipindahkan ke Lapas Nusakambangan.

Freddy Budiman adalah pemilik 1,4 juta pil ekstasi. Namanya kembali mencuat setelah pengakuan seorang teman dekatnya, Vanny Rosyanne, yang membeberkan fakta kelam yang dilakukannya bersama Freddy di Lapas Cipinang. Sampai saat ini kebenaran pengakuan Vanny masih didalami. Kemenhuk dan HAM berjanji akan memberikan sanksi berat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pemberian fasilitas khusus terhadap Freddy Budiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com