Jafar menjelaskan, Maureen mengambil uang miliknya dengan cara memalsukan tanda tangan. Tindakan nekat itu dilakukan oleh Maureen sekitar dua pekan lalu. "Iya betul. Saya tempel informasinya siapa tahu dia datang lagi ke kantor, jadi bisa waspada atau diamankan," kata Jafar.
Politisi Partai Demokrat ini enggan menyebut jumlah uang yang dibawa kabur oleh Maureen. Meski begitu, ia mengaku telah melaporkan masalah ini kepada pihak kepolisian. Jafar menjelaskan, Maureen telah bekerja sebagai asisten pribadinya sejak tiga tahun lalu setelah dikenalkan oleh salah satu kerabatnya.
Saat ini, kata Jafar, Maureen masih berstatus sebagai mahasiswa pascasarjana di sebuah universitas swasta di Jakarta Barat. Jafar sempat melakukan konfirmasi ke kampusnya, tapi hasilnya nihil karena ada perbedaan data. Ia menduga, Maureen berani berbuat nekat karena terdesak kebutuhan ekonomi.
Beberapa waktu lalu, Maureen sempat bercerita mengenai kondisi orangtuanya yang sakit dan berencana menjual rumah pribadinya di Bekasi, Jawa Barat. "Dia ini nekat, kalau perlu uang, caranya jangan begitu," ujar Jafar.
Informasi tentang Maureen yang diduga membawa kabur uang atasannya diperoleh dari sebuah kertas yang memuat foto Maureen dan tertempel di sebuah kaca di pintu masuk Gedung Nusantara I, Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta.
Kata "DICARI" yang tertulis di kertas tersebut mempertegas bahwa Maureen tengah diburu. Maureen diketahui lahir pada 20 Oktober 1981 dan berdomisili di Bekasi. Dari keterangan yang tertulis di kertas itu, Maureen diduga membawa kabur sejumlah uang setelah memalsukan tanda tangan atasannya.
"Bagi yang menemukan, dimohon untuk menangkap dan menyerhakan kepada Pamdal DPR RI, atau petugas kepolisian," begitu kalimat yang dikutip dari kertas yang ditempel sejak Selasa (9/7/2013) siang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.