Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanibalisasi Antarcaleg

Kompas.com - 17/06/2013, 09:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem keterpilihan suara terbanyak dalam Pemilu 2014 tidak hanya membuat biaya kampanye membesar, tetapi juga terjadi pertarungan keras antarcalon legislator. Tidak hanya saling sikut dengan caleg dari partai politik lain, tetapi justru bisa terjadi kanibalisasi dengan sesama caleg dalam satu parpol.

Apalagi setiap parpol menyiapkan caleg-caleg andalan, yang dipercaya bisa meraih suara sebanyak-banyaknya. Tokoh populer, selebritas, tokoh masyarakat, pengusaha, dan lain-lain akan bertarung habis-habisan.

”Kompetisi antarcaleg di internal partai ini bisa lebih keras dibanding yang antarparpol,” kata anggota Komisi I DPR, Nurul Arifin, Minggu (16/6), di Jakarta.

”Satu sisi itu bisa dianggap strategi partai yang berharap dengan kompetisi internal yang ketat, suara partai meningkat. Sebab, setiap kandidat berusaha sekuatnya dan memperbesar suara partai. Namun, akan ada kanibalisasi, saling potong di level grass root, sebab setiap caleg akan bergerak dengan tim suksesnya dan menggarap potensi politiknya sendiri,” tutur pengajar Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, AA Gn Ari Dwipayana, Sabtu.

Sebelumnya, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Ramlan Surbakti dalam diskusi di Kompas, mengatakan, sistem pemilu saat ini mengandung unsur kanibalisme, yang satu memakan yang lain. Penetapan calon terpilih justru tidak berdasarkan nomor urut (party-list), tetapi berdasarkan urutan suara terbanyak (open-list). Dengan demikian, pola pencalonan berdasarkan party-list dan kuota nomor urut kecil ”dimakan” oleh penetapan calon terpilih berdasarkan open-list.

Pada Pemilu 2014, Nurul akan kembali bertarung memperebutkan kursi DPR di daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat VII (Bekasi, Purwakarta, Karawang). Sejumlah politisi andal juga akan bertarung di dapil sama yang menyediakan 10 kursi itu, seperti Saan Mustopa (Partai Demokrat), Ade Komarudin (Partai Golkar), dan Rieke Diah Pitaloka (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan).

Dapil DKI II (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan luar negeri) juga bertabur bintang, seperti Hidayat Nur Wahid, Dani Anwar Igo Ilham (PKS), Melani Leimena Suharli, Kastorius Sinaga (Demokrat), Biem Benjamin, Bondan Winarno (Gerindra), Dwiki Dharmawan (PAN), Okky Asokawati, Lena Maryana Mukti, dan Kivlan Zein (PPP).

Di dapil DKI I (Jakarta Timur), ada Taufik Basari (Nasdem), Saleh ”Said Bajuri” (PKB), Charles Bonar Sirait (Golkar), Hayono Isman (Demokrat), Didik J Rachbini (PAN), Wiryanti Sukamdani dan Adang Ruchiatna (PDI-P).

Tak hanya dapil-dapil bertabur bintang, di dapil tertentu pertarungan menjadi pertaruhan gengsi partai. Di Sumatera Utara I (Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi) terdapat Prananda Surya Paloh, putra Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, serta mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring. Di dapil I itu pertarungan antar-Demokrat dipastikan keras antara Ruhut Sitompul, Sutan Bhatoegana, Ramadhan Pohan, dan Abdul Wahab Dalimunthe.

Di dapil DIY, pertarungan tak kalah meriah. Ada Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi, Ketua DPP PDI-P dan mantan Bupati Bantul Idham Samawi, Roy Suryo dari Partai Demokrat, Hanafi Rais (putra sulung Amien Rais) dari PAN, serta Siti Hediati Soeharto dan Gandung Pardiman dari Partai Golkar.

Di dapil Jawa Timur I (Surabaya, Sidoarjo) ada model Arzeti Bilbina Setyawan (PKB), Guruh Soekarnoputra, Saleh Ismail Mukadar, dan Indah Kurnia (PDI-P). Sekjen PPP M Romahurmuziy mencalonkan diri dari dapil Jawa Tengah VII (Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen).

Edhie Baskoro Yudhoyono kembali mencalonkan diri setelah mengundurkan diri dari DPR. Dia maju dari dapil Jatim VII (Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, Ngawi). Adapun Puan Maharani bertarung di dapil Jateng V (Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta).

Di dapil DKI III (Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kepulauan Seribu) ada Adang Daradjatun (PKS), Tantowi Yahya (Golkar), Marzuki Alie, Vera Febyanthy, Panangian Simanungkalit, Andi Nurpati (Demokrat), Effendie Simbolon, Richard Sam Bera (PDI-P), Jeremy Thomas (PAN), Jane Shalimar (Nasdem), dan David Chalik (Hanura).

Pertarungan internal parpol tak kalah sengitnya. Di dapil Jatim VI (Blitar, Kediri, Tulungagung), PDI-P menurunkan Eva Kusuma Sundari, Pramono Anung, dan Djarot Saiful. Demokrat menerjunkan Venna Melinda dan Nova Riyanti Yusuf.

Persaingan antarcaleg separtai, kata pengajar Ilmu Politik Unair Haryadi, akan lebih ”berani” ketimbang persaingan caleg antarparpol. Peluang mencuri suara lebih terbuka dalam satu partai. Lagi pula, tak ada mekanisme penyelesaian sengketa hasil pemilu internal parpol.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Nasional
    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Nasional
    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Nasional
    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Nasional
    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Nasional
    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Nasional
    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    Nasional
    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Nasional
    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Nasional
    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Nasional
    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Nasional
    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Nasional
    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Nasional
    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Nasional
    Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

    Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com