Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AD: Tak Ada Penyerangan ke PDI-P!

Kompas.com - 21/04/2013, 08:25 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tentara Nasional Angkatan Darat membantah anggotanya melakukan penyerangan ke kantor DPP PDI-Perjuangan pada Sabtu (20/4/2013) malam. Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigadir Jenderang Rukman Ahmad, peristiwa pada Sabtu malam itu merupakan keributan anggotanya dengan warga. Mereka sama sekali tidak berniat menyerang PDI Perjuangan.

"Ini bukan penyerangan. Tidak ada itu. Ini hanya ribut dengan warga di sana. Hanya kebetulan lokasinya berdekatan," ujar Rukman saat dihubungi Minggu pagi.

Rukman menceritakan, keributan itu bermula saat Pratu Puguh, anggota Yon Zikon 13 TNI AD, berselisih paham dengan seorang warga setelah sepeda motor mereka bersenggolan. Saat kejadian, warga memprovokasi Pratu Puguh untuk berkelahi. Ia pun kemudian memanggil teman-temannya.

"Pihak PDI-P yang kemudian melerai. Justru bagus PDI-P mau melerai. Tapi entah bagaimana yang namanya berkelahi ada yang terkena pukul. Hanya saya belum dapat informasinya," ujar Rukman.

Di dalam peristiwa itu, Rukman juga memastikan anak buahnya tidak ada yang menggunakan senjata tajam atau senjata api. "Tidak ada. Kan sekarang TNI sedang disorot. Mereka (anggota TNI) tidak akan senekat itu," tuturnya.

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristianto juga membantah adanya penyerangan terhadap Kantor DPP PDI-P yang berlokasi di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu malam. Hasto mengatakan peristiwa sebenarnya yang terjadi adalah perselisihan akibat senggolan motor antara anggota TNI dan seorang pelajar.

"Tadi ada motor yang bersenggolan. Ternyata salah satu di antaranya melibatkan suatu oknum batalion Yon Zikon di situ. Terjadi pertengkaran atas kecelakaan tersebut," kata Hasto.

Hasto mengatakan, pelajar yang berselisih dengan anggota TNI itu kemudian berlari dan masuk di kantor DPP PDIP yang tak jauh dari lokasi. Pratu Puguh pun mengejarnya hingga ke halaman kantor DPP PDI-P. Melihat hal ini, satgas dari PDI-P berusaha melerainya.

Namun ketegangan justru muncul setelahnya. Anggota TNI tersebut kemudian menghubungi teman-temannya dari Markas Yon Zikon yang berlokasi di Srengseng Sawah. Tak lama berselang, 11 prajurit Yon Zikon mendatangi kantor DPP PDI-P untuk membantu rekannya.

Salah satu petugas satgas PDIP kemudian sempat mengalami aksi pemukulan. "Yang kami sesalkan adalah mereka masuk ke kantor PDIP dan mengambil aksi sepihak terhadap korban dalam kecelakaan tersebut," ujar Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com