Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Didesak Buat Sketsa Wajah Penyerang Lapas Sleman

Kompas.com - 27/03/2013, 11:30 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak kepolisian didesak untuk segera membuat sketsa wajah pelaku penyerangan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu (23/3/2013) dini hari silam.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, petugas sipir lapas sempat melihat ada dua pelaku penyerangan yang tidak mengenakan penutup wajah saat kejadian berlangsung.

"Polri harus segera membuat sketsa wajah salah satu dari 17 anggota pasukan siluman yang menyerbu dan mengeksekusi mati empat tahanan di Lapas Cebongan, Sleman. Sebab, sebelum pasukan bertopeng menyerbu ke dalam lapas, petugas portir sempat melihat ada dua orang yang meminta diizinkan masuk sambil memperlihatkan selembar surat dengan kop Polda Jogja," tulis Neta dalam keterangan persnya kepada Kompas.com, Rabu (27/3/2013).

Neta mengatakan, selain membuat sketsa wajah pelaku penyerangan, polisi juga diminta untuk membuat sketsa rupa para pelaku penyerbuan tersebut. Hal tersebut untuk mengetahui ciri-ciri atau aksesori apa yang dikenakan kelompok penyerang yang menembak mati empat tahanan pembunuh Sersan Satu Santosa, anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Hugo's Cafe, Selasa (19/3/2013) silam tersebut.

Dari sketsa itu, kata Neta, akan bisa diketahui pasukan penyerbu itu berasal dari mana. Kebiasaan menggunakan peralatan dan menempatkan aksesori seperti granat di bagian tubuhnya bisa menjadi indikasi siapa sesungguhnya mereka.

Selanjutnya, kata Neta, sketsa-sketsa tersebut bisa kemudian dipublikasikan dengan cara disebar kepada publik agar dapat membantu mengungkap kelompok penyerang yang hingga kini masih "gelap" identitasnya itu.

Neta mengatakan, IPW mengapresiasi kinerja Polri, bukti dan saksi terus dikumpulkan. Hanya, publik berharap agar kasus ini segera terungkap.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat menyerang Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah. Awalnya, mereka mengaku dari Polda DI Yogyakarta sambil menunjukkan surat berkop Polda. Mereka mengaku ingin membawa empat tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus. Mereka mengancam meledakkan lapas ketika permintaan ditolak pihak lapas.

Akhirnya, petugas membukakan pintu dan belasan orang memakai penutup mata masuk. Mereka menyeret petugas lapas agar menunjukkan empat tahanan yang dicari. Empat tahanan tersebut akhirnya ditembak mati. Mereka adalah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka tercatat sebagai desertir anggota kesatuan Kepolisian Resor Kota Besar Yogyakarta.

Sebelum kabur, gerombolan bersenjata api itu juga membawa rekaman kamera CCTV. Aksi itu hanya berlangsung 15 menit. Kasus itu masih dalam penyelidikan. Namun, Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso membantah penembakan dilakukan anggota Kopassus.

Kepala Seksi Intelijen Kopassus Grup-2 Kapten (Inf) Wahyu Yuniartoto juga menyatakan bantahan yang sama. Sementara Polri mengatakan pelaku penyerangan lapas masih gelap.

Berita terkait, baca :

PENYERANGAN DI LAPAS SLEMAN

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    Nasional
    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    Nasional
    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Nasional
    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Nasional
    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Nasional
    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Nasional
    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Nasional
    Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

    Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

    Nasional
    Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

    Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

    Nasional
    Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

    Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

    Nasional
    Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

    Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

    Nasional
    Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

    Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com