Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abang Pesan, Pakaikan Namaku ...

Kompas.com - 27/03/2013, 08:30 WIB
Edna C Pattisina

Penulis

KOMPAS.com - Iin Indriyani (26) tidak mengira akan tertimpa musibah ini. Ia tidak tahu kenapa suaminya, Santoso (31), datang ke Diskotek Hugo’s, Yogyakarta, pekan lalu. Lebih-lebih, ia tidak mengira, Santoso yang berpangkat sersan satu itu kemudian tewas setelah menghadapi sepuluh orang.

Yang ia tahu, ia kini sendiri, dengan kehamilannya yang menginjak 8,5 bulan. Akhir April ini, anak pertamanya itu akan lahir. ”Terakhir, Abang pesan, namanya dipakaikan ke anak kami,” cerita Iin yang saat ditelepon sedang memeriksa kandungan ke dokter karena ada masalah dengan posisi bayinya.

Pesan soal nama itu disampaikan Santoso, 3 Maret, saat ia terakhir mengunjungi istrinya. Sejak menikah awal 2012, Iin tetap jadi pegawai negeri sipil di Palembang. Santoso bertugas di Grup 2 Komando Pasukan Khusus, lalu Kodim Kota Yogyakarta. Bagi Iin, Santoso adalah suami yang sabar. Ia tidak pernah berkata-kata kasar atau membentak, apalagi memukul. Kalaupun marah, nadanya hanya menasihati.

Setelah menikah, lalu Iin hamil, mereka menabung untuk persiapan kedatangan bayi.

Ia mengatakan tidak tahu apa yang telah terjadi menimpa suaminya. ”Bujangan-bujangan teman Abang bilang, Abang tidak pernah ke diskotek. Nyanyi saja tidak bisa,” kata Iin.

Teman-teman Santoso bercerita, Santoso tidak punya musuh. Minum minuman keras pun ia hampir tidak pernah karena tidak kuat.

Ia tidak ingin mengomentari insiden penyerbuan LP Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta, yang menewaskan empat penusuk suaminya. ”Saya tidak tahu. Siapa sih yang ingin musibah ini terjadi?” katanya.

Tewasnya Santoso, menurut pihak yang menangani CCTV di Hugo’s, mengenaskan. Ia dianiaya bertubi-tubi oleh sekitar 10 orang sebelum tewas. Tidak saja ia ditendangi, dipukuli dengan botol, ia juga ditusuk berkali-kali, termasuk dengan pecahan botol. Darah berceceran di sejumlah tempat karena Santoso diseret dalam keadaan sekarat.

Empat tersangka yang kemudian dibunuh gerombolan ”siluman” juga bukannya tidak punya keluarga. Sama seperti Iin, keluarga yang sama-sama menjadi korban kini meratap dan bertanya-tanya tentang musibah yang menimpa mereka.

Kekerasan dibalas kekerasan. Hingga kini, belum terungkap siapa belasan orang yang membunuh empat tahanan di LP Cebongan. Mereka dikenali sebagai pasukan terlatih bersenjata AK 47 dan granat. AK 47 bukan senjata umum. Senjata ini menjadi standar TNI sejak zaman Orde Lama. Senjata kaliber 7,62 mm ini masuk gudang sejak SS jadi senjata standar. Bahkan, resminya AK 47 sudah dikumpulkan di direktorat peralatan tiga matra (darat, laut, dan udara) untuk dilebur.

Di tengah situasi ini, bagaimana pemerintah menjamin keamanan warganya kalau ternyata ada pasukan terlatih bersenjata yang bisa kapan saja dan di mana saja mewujudkan kehendaknya membunuh. Pertanyaan lebih besar muncul tentang alasan pembunuh itu mewujudkan kehendaknya membunuh.

Bagi penegak hukum dan penjaga wibawa negara, datanglah ujian ini. Mampu dan maukah Polri membongkar tuntas?

Terkait kasus seperti ini, Presiden Yudhoyono pernah berujar, negara tidak boleh kalah.

Baca juga:
Indonesia dalam Keadaan Bahaya
Kata Presiden, Negara Tidak Boleh Kalah

Rumah Pertobatan Dinodai Lumuran Darah ...

Sultan: Jangan Lagi Ada Kekerasan di Yogyakarta
Presiden: Penembakan di Sleman, Serangan Wibawa Negara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

    Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

    Nasional
    PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

    PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

    Nasional
    TB Hasanuddin Titipkan 'Anak' Bantu BSSN Buru 'Hacker' PDN

    TB Hasanuddin Titipkan "Anak" Bantu BSSN Buru "Hacker" PDN

    Nasional
    Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

    Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

    Nasional
    Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

    Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

    Nasional
    Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

    Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

    Nasional
    Data PDN Tidak 'Di-back Up', DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

    Data PDN Tidak "Di-back Up", DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

    Nasional
    Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

    Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

    Nasional
    Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

    Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

    Nasional
    Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

    Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

    Nasional
    Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

    Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

    Nasional
    Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

    Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

    Nasional
    Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

    Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

    Nasional
    PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo 'Giveaway'

    PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo "Giveaway"

    Nasional
    Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

    Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com