Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Mau "Nyapres", Jokowi Kuasai Empat Pilar Dulu Ya...

Kompas.com - 22/02/2013, 01:46 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior PDI-Perjuangan, Taufiq Kiemas, membuka peluang bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi calon presiden yang diusung partainya. Namun, ada satu syarat yang diwajibkan Taufik, yakni Jokowi harus menguasai empat pilar.

"Kalau Bu Mega kan selama ini bela empat pilar, sekarang Jokowi bela empat pilar nggak? PDI-P mewajibkan empat pilar," ujar Taufiq, di Gedung Kompleks Parlemen Senayan. Empat pilar yang dimaksud Taufiq ialah konsep kenegaraan Negara Kesatuan RI (NKRI), Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar itu yang selama ini digadang-gadang PDI-Perjuangan sebagai partai berhaluan nasionalis.

Kendati demikian, Taufiq tetap menyatakan pengusungan Jokowi sebagai calon presiden belum dapat dipastikan. "Ini kan dia (Jokowi) baru jadi Gubernur 3 bulan, tunggu satu tahun lagilah," kata dia. 

Sebelumnya, Wakil Sekjen PDI-Perjuangan Ahmad Basarah menyatakan, partainya tidak tertarik mengusung Jokowi menjadi capres lantaran bisa menjadi blunder. Bila Jokowi diusung sebagai capres sekarang, menurut dia, Jokowi akan dianggap haus kekuasaan dan PDI-Perjuangan dianggap menghalalkan cara apa pun untuk menang dalam pemilu.

Jokowi merajai survei

Jokowi terus saja merajai bursa calon presiden 2014 dalam beragam survei. Dia kembali menempati peringkat teratas dalam survei dari Lembaga Survei Jakarta (LSJ). Dia mendapatkan dukungan 18,1 persen survei, disusul Prabowo Subianto (10,9 persen) dan Wiranto (9,8 persen). Di urutan keempat, ada mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (8,9 persen), disusul Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (8,7 persen) dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri (7,2 persen).

Survei LSJ juga menyebutkan, ada calon alternatif yang bisa muncul dalam Pemilu Presiden 2014. Mereka adalah Mahfud MD yang mendapatkan dukungan 5,4 persen responden, Dahlan Iskan 3,6 persen, dan Hatta Rajasa 2,9 persen. Adapun Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh hanya didukung 2,5 persen responden, disusul Rhoma Irama sebesar 1,7 persen. Perolehan suara terkecil diraih Muhaimin Iskandar sebesar 1,1 persen dan Anas Urbaningrum 0,5 persen.

Survei LSJ dilakukan pada 9-15 Februari 2013 di 33 provinsi dengan 1.225 responden dan rentang kesalahan plus minus 2,8 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Pertanyaan yang diajukan kepada para responden adalah "Siapakah calon presiden yang akan dipilih seandainya pemilu dilaksanakan sekarang?"

Sebelumnya, Jokowi juga menempati posisi teratas dalam survei Pusat Data Bersatu (PDB) yang dirilis pertengahan Januari lalu. Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi sebesar 21,2 persen, disusul Prabowo Subianto sebesar 18 persen dan Megawati Soekarnoputri 13 persen. Posisi keempat ditempati Rhoma Irama dengan 10,4 persen. Dukungan responden survei untuk Rhoma mengungguli Aburizal Bakrie (9,3 persen) disusul Jusuf Kalla dengan 7,8 persen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Nasional
    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Nasional
    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Nasional
    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com