Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkarnaen dan Putranya Minta Dipindahkan dari Rutan Guntur

Kompas.com - 29/01/2013, 02:26 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua tersangka kasus dugaan korupsi proyek Al Quran dan laboratorium komputer Kementerian Agama, Zulkarnaen Djabar dan putranya, Dendy Prasetya, meminta dipindahkan dari Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi cabang Kompleks Pomdam Jaya, Guntur, Jakarta Selatan, rutan yang sekarang mereka tempati.

Permintaan ini disampaikan Zulkarnaen kepada majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi seusai sidang perdananya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (28/1/2013). Menurut Zulkarnaen, kondisi Rutan Guntur yang baru jadi itu belum mampu menunjang kebutuhan tahanan yang sedang sakit.

"Saya usia 59 tahun, di Rutan Guntur. Rutan itu kan perdana digunakan, belum semuanya lengkap dan Dendy kakinya patah, jadi apabila memungkinkan kami mendapatkan tempat untuk berobat ," kata Zulkarnaen.

Hal senada disampaikan Dendy. Selain minta dipindahkan ke Rutan Cipinang, Dendy mengajukan izin untuk berobat rutin ke rumah sakit. Dendy beralasan kakinya masih sakit akibat kecelakaan Juli 2012 lalu sehingga harus ikut fisioterapi rutin.

Pengacaranya, Erman Umar, menambahkan, Dendy dianjurkan dokter untuk fisioterapi sebanyak tiga kali seminggu. "Kami mohon diizinkan karena ada 1 pen di kaki saudara Dendy," tambahnya.

Dalam kasus dugaan korupsi ini, Zulkarnaen dan Dendy diduga bersama-sama menerima pemberian uang Rp 14,3 miliar terkait proyek laboratorium komputer, pengadaan Al Quran 2011, dan pengadaan Al Quran 2012 di Kementerian Agama. Keduanya terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara atau denda paling banyak Rp 1 miliar.

Zulkarnaen ditahan KPK sejak awal September lalu. Semula, politikus Partai Golkar ini mendekam di rutan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, kemudian dipindahkan ke Rutan Guntur dengan alasan KPK tengah merenovasi rutan. Sementara Dendy ditahan 4 Januari 2012 dan ditempatkan satu sel dengan ayahnya di Guntur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Nasional
    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Nasional
    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Nasional
    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Nasional
    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com