Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Gaduh, Abraham Samad Layak Jadi Politisi

Kompas.com - 22/11/2012, 11:58 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat I Gede Pasek Suardika mengkritik sikap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad belakangan ini. Pasek menilai Abraham bekerja layaknya politisi sehingga banyak membuat gaduh.

"Lebih berhati-hatilah membuat stamen dalam penegakan hukum. Jangan larut dalam gaya politisi," kata Pasek di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2012).

Pasek menyinggung pernyataan Abraham mengenai penanganan kasus bail out Bank Century. Abraham menyebut bisa saja akan ada bukti dan keterangan baru yang memperkuat peranan mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono pada pengucuran dana talangan dalam bentuk FPJP Rp 600 miliar lebih ke Bank Century.

"Jadi, tak tertutup Boediono bisa jadi tersangka. Dia tidak kebal hukum," kata Abraham, Rabu kemarin.

Pasek menilai Abraham tengah membangun opini seakan-akan Boediono bersalah. Padahal, kata dia, sebagai penegak hukum, Abraham harus berbicara berbasis fakta, bukti, dan tahapan hukum.

"Ini tidak boleh terjadi dalam penegakan hukum. Dia tidak dalam posisi yang netral di dalam tangani kasus hukum. Tapi kalau dia sebagai politisi boleh-boleh saja. Masalahnya bukan politisi, tapi penegak hukum," kata politisi Partai Demokrat itu.

Selain itu, Pasek juga menyinggung pernyataan Abraham di rapat Tim Pengawas Century di DPR bahwa KPK tidak bisa melakukan penyelidikan terhadap Boediono. Kewenangan itu, kata Abraham, ada di DPR. Belakangan, KPK menyatakan bisa memeriksa Boediono.

"Semua orang dengar dia (Abraham) salah. Untung kita menolak pernyataan dia dijadikan kesimpulan rapat. Kalau itu terjadi, betapa konyolnya, baik KPK maupun DPR berpijak pada analisa yang salah," kata Pasek.

Selain itu, Pasek juga menyinggung pernyataan Abraham bahwa KPK tidak perlu political will politisi DPR maupun Presiden. "Tapi kemudian Presiden turun tangan bantu menyelesaikan masalah (simulator SIM). Dan ini sudah beberapa kali blunder statement itu," kata dia.

"Menurut saya, lebih baik banyak kerja daripada bicara. Dia harus intropeksi diri lah. Saya hargai dia orang yang berani. Tapi berani saja tidak cukup. Dia harus cerdas mengikuti kewenangan yang dimiliki, mengikuti tata etika penegak hukum. Keberanian akan sangat luar biasa kalau dipakai sesuai tahapan hukum yang diatur," pungkas Pasek.

Baca juga:
Dikaitkan Century, Boediono Bercicit di Twitter

KPK Tepis Bersandiwara dalam Kasus Bank Century
Boediono: Kerusakan Bank Century Disebabkan Pengurusnya
DPR Jangan Hanya Tagih KPK
KPK Jadikan Boediono Kebal Hukum

Berita terkait perkembangan penanganan kasus Bank Century dapat diikuti dalam topik:
Apa Kabar Kasus Century?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com