Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Rhoma Irama Berpeluang Jadi Calon Presiden

Kompas.com - 13/11/2012, 15:51 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq menilai pencalonan Rhoma Irama sebagai presiden tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, Rhoma memiliki basis massa pencinta musik dangdut yang sangat besar dan terbilang loyal.

"Rhoma Irama punya peluang jadi calon presiden. Komunitas pedangdut itu sangat besar, bahkan mengalahkan massa dari partai politik. Komunitas dangdut itu besar dan punya massa yang fanatik," ujar Mahfudz, Selasa (13/11/2012) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Faktor lainnya adalah soal asal Rhoma Irama dari Jawa Barat. Jika mendapat dukungan penuh dari warga Jawa Barat, maka Rhoma sudah mendapatkan dukungan seperlima dari penduduk Indonesia. "Kalau mau pake strategi kampanye, strategi budaya itu yang paling efektif. Rhoma dengan basis massanya, pencinta dangdut; ditambah ulama-ulama; ini bisa jadi akan sangat efektif. Rhoma punya kans, punya peluang," kata Mahfudz.

Selain itu, Mahfudz melihat Si Raja Dangdut itu juga bukan merupakan orang baru di partai politik. Rhoma pernah bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Melihat peta perpolitikan calon presiden yang ada, Mahfudz menambahkan, sosok Rhoma membawa angin segar di tengah sosok-sosok politisi senior yang ada.

"Kalau kita jejerkan, sosok figur nasional sekarang yang pernah duduk di pemerintahan nyaris tidak menjanjikan sesuatu yang baru. Padahal, bangsa ini butuh terobosan. Sekarang ini publik perlu disodorkan opsi alternatif sosok yang belum dikenal dalam dunia politik, bisa saja dari kalangan seniman atau budayawan," ucap Mahfudz.

Lebih lanjut, anggota Komisi I DPR tersebut pun meminta agar jangan apriori terhadap pencalonan Rhoma.

"Bisa jadi sebagian orang menganggapnya lelucon, tapi bisa jadi benaran. Indonesia itu unpredictable. Lihat saja kasus Jokowi. Jadi jangan apriori dengan Rhoma Irama. Siapa tahu ada hal baru yang ditawarkannya," kata Mahfudz.

Lalu, apakah PKS tertarik mengusung Rhoma yang kini mulai membuka komunikasi politik untuk mencari kendaraan politiknya?

"Kita (PKS) mau intip dulu, siapa tahu media massa ikut mendukung," ujar Mahfudz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com