Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teroris Ingin Perang Terbuka dengan Pemerintah

Kompas.com - 12/11/2012, 12:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat terorisme Al Chaidar menilai, kelompok teroris yang beraksi di Makassar, Sulawesi Tengah, ingin perang terbuka dengan Pemerintah Indonesia. Al Chaidar menyebut mereka kelompok Komando Mujahidin Indonesia Timur (KMIT).

"KMIT memang menghendaki adanya perang terbuka dengan Pemerintah Republik Indonesia. KMIT akan menyerang berbagai target yang mungkin terjangkau di wilayah Sulawesi, Ambon, Ternate, dan lain-lain," ujarnya saat dihubungi, Senin (12/11/2012).

Seperti diketahui, terjadi aksi pelemparan bom terhadap Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo, Minggu (11/11/2012) pagi. Pelemparan terjadi saat Syahrul sedang bernyanyi di panggung dalam rangka gerak jalan santai HUT Partai Golkar di depan Monumen Mandala, Jalan Jendral Sudirman yang dihadiri 160.000 peserta.

Salah satu pelaku pelemparan, yakni Awaluddin (25), tertangkap massa saat melakukan aksinya. Syahrul pun lolos dari lemparan bom pipa berdaya ledak tinggi (high explosive) itu. Aksi Awaluddin diduga tidak direncanakan dengan matang. Awaluddin juga dinilai tidak profesional sebagai teroris. Dia secara berani beraksi di tengah keramaian dan disebut membawa bom pipa dengan daya ledak tinggi.

Menurut Al Chaidar, Awaluddin hanya diberi perintah oleh pimpinannya meneror target sasaran, yakni Gubernur Sulsel. Awaluddin belum berpengalaman dan tidak dilatih dengan baik. "Mungkin karena sudah diperintahkan komandan kelompoknya untuk menuju sasaran, tetapi tidak ada improvisasi sehingga terpaksa dilempar begitu saja. Mereka kurang dilatih untuk berimprovisasi, hanya dilatih bagaimana menaati perintah secara searah," terangnya.

Dihubungi terpisah, pengamat terorisme Mardigu berpendapat, aksi tersebut bertujuan untuk menciptakan konflik horizontal di tengah pemilihan Gubernur yang akan berlangsung di Makassar. "Saat ini di sana menjelang pesta demokrasi. Mungkin target mereka tujuannya yang jelas mengacaukan, dan ada konflik horizontal sesama masyarakat. Mudah-mudahan masyarakat Makassar sadar dan tidak terpengaruh, (tetapi) justru kompak memerangi teroris," paparnya.

Menurutnya, Awaluddin—yang dinilai kurang berpengalaman—tidak kenal secara langsung dengan pimpinan teroris. Mahasiswa itu hanya bagian teroris yang baru direkrut. Dengan demikian, kendati Awaluddin telah diamankan, kepolisian tetap sulit mengungkap pimpinan aksi teror mereka.

"Ada yang tidak mengenal organisasinya. Dia juga tidak tahu siapa yang memerintahkan," terangnya.

Seperti diberitakan, dengan ditangkapnya Awaluddin, kepolisian kemudian melakukan pengembangan terhadap anggota kelompok lainnya. Aparat kepolisian dari Brimob Polda Sulsel dan Detasemen Khusus 88 Anti-Teror sempat terlibat baku tembak saat mengejar terduga teroris lain di Moncongloe, perbatasan Makassar-Maros, Minggu petang.

Diduga, Awaluddin ditemani dua orang lainnya pada aksi pelemparan bom. Keduanya adalah Lukman Rahim dan Kristin Markutius. Identitas keduanya diketahui saat polisi menemukan KTP dan STNK di lokasi kejadian.

Dari Awaluddin, polisi menyita sepucuk pistol jenis revolver kaliber 38 dengan lima butir amunisi, 1 pipa nilon kecil bersumbu, serta sebuah dompet dan uang tunai Rp 650.000. Densus 88 juga meringkus AA asal Bone di sekitar Masjid Raya Larenkang, Makassar, dengan barang bukti satu senjata api jenis FN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com