Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baleg Sepakat Hentikan Revisi UU KPK

Kompas.com - 16/10/2012, 17:33 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Semua fraksi di Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya sepakat untuk menghentikan pembahasan rencana revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sikap itu disampaikan dalam rapat Panja RUU KPK di ruang rapat Badan Legislasi (Baleg) di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Dalam rapat itu, semua anggota Baleg menyampaikan pandangan mengenai revisi UU KPK. Anggota dari Fraksi Partai Golkar, Taufik Hidayat, mengatakan, situasi politik tidak memungkinkan melakukan revisi UU KPK, meskipun keinginannya adalah untuk memperkuat KPK. "Maka yang paling arif adalah Baleg menghentikan pembahasan," kata Taufik.

Baleg juga diminta menarik revisi UU KPK dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Anggota Baleg dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Indra, mengatakan, pimpinan KPK menganggap UU KPK saat ini masih memadai. Untuk itu, kata dia, tidak perlu ada revisi UU KPK dalam Prolegnas.

"Tetap ada di Prolegnas, bisa jadi bumerang. Akan ada pertanyaan di publik mengapa ada dalam Prolegnas, tapi tidak dilakukan revisi. Publik akan curiga dan menilai kita tidak tegas. Menolak revisi, tapi setengah hati," kata Indra.

Anggota Baleg dari Fraksi PDI Perjuangan, Arif Wibowo, mengatakan bahwa Baleg melanggar aturan tata tertib jika memutuskan menghentikan revisi UU KPK. Pasalnya, kata dia, Baleg hanya bisa meminta Komisi III sebagai pengusul awal revisi UU KPK untuk menarik draf usulan atau Baleg merumuskan ulang draf.

Namun, kata Arif, sikap politik menghentikan pembahasan harus diambil demi memenuhi aspirasi publik. "Kita sadar melanggar aturan, tapi kita ambil sikap politik itu," kata dia.

Ketua Panja Dimyati Natakusuma mengatakan, kesimpulan Panja itu akan dibawa dalam rapat pleno Baleg, Rabu besok. Semua fraksi akan dimintai pandangan, termasuk mengenai posisi revisi UU KPK dalam Prolegnas.

Seperti diberitakan, rencana revisi UU KPK sepenuhnya menjadi kewenangan Baleg setelah Komisi III sebagai pengusul revisi tak mau lagi ikut membahas. Revisi UU KPK sudah masuk dalam Prolegnas 2011, lalu kembali masuk di Prolegnas 2012. Prolegnas merupakan daftar rancangan undang-undang yang akan dibahas di DPR.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai revisi UU KPK kurang tepat untuk dilakukan. Rencana revisi UU KPK ditentang banyak pihak lantaran bagian dalam draf revisi dari Komisi III bakal melemahkan KPK. Contohnya, penghilangan kewenangan penuntutan dan aturan mekanisme penyadapan.

Berita terkait wacana revisi UU KPK dapat diikuti dalam topik "Revisi UU KPK"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

    Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

    Nasional
    Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

    Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

    Nasional
    KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

    KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

    Nasional
    Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

    Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

    Nasional
    Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

    Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

    Nasional
    Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

    Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

    Nasional
    5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

    5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

    Nasional
    Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

    Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

    Nasional
    Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

    Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

    Nasional
    Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

    Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

    Nasional
    Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

    Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

    Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

    Nasional
    PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

    PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

    Nasional
    Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

    Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

    Nasional
    Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

    Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com