Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Harus Minta Polri Serahkan Kasus Simulator ke KPK

Kompas.com - 08/10/2012, 13:01 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Alumni (Iluni) Institut Teknologi Bandung mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memerintahkan Kepolisian RI menyerahkan sepenuhnya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi penanganan kasus dugaan korupsi simulator ujian surat izin mengemudi (SIM). Desakan ini merupakan salah satu poin pernyataan dukungan Iluni ITB terhadap KPK yang disampaikan dalam jumpa pers, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (8/10/2012).

"Kami minta Presiden menyerahkan penanganan kasus simulator SIM hanya ke KPK. Kepolisian tidak lagi karena bisa menimbulkan conflict of interest (konflik kepentingan). Kita harap sebelum 28 Oktober, tidak ada lagi sengketa Polisi dengan KPK," kata anggota Iluni ITB, Ali Nurdin.

Menurutnya, Iluni ITB sudah berdiskusi dengan unsur pimpinan KPK, Busyro Muqoddas dan Zulkarnain. Kepada Iluni ITB, katanya, pimpinan KPK menyampaikan akan ada perkembangan baru dalam penanganan sejumlah kasus di antaranya kasus Hambalang, Century, dan kasus yang melibatkan Muhammad Nazaruddin.

Alumni ITB yang lain, Betti Alisjahbana meminta Presiden bertindak tegas. Dia mengatakan, kami melihat ada upaya pelemahan KPK yang dilakukan secara sistematis dan terencana yang dilakukan berbagai pihak yang tidak senang jika korupsi diberantas. Menurutnya, Presiden harus menyelamatkan KPK. Lembaga pemberantasan korupsi itu, katanya, dibentuk berdasarkan amanat rakyat untuk membersihkan Indonesia dari korupsi karena gagalnya penegak hukum yang lain.

Betti juga menyoroti upaya penangkapan penyidik KPK, Novel Baswedan oleh Kepolisian Daerah Bengkulu dengan menggerebek gedung KPK, Kuningan, Jakarta 5 Oktober lalu. Menurutnya, tindakan anggota Kepolisian Daerah Bengkulu yang dibantu Polda Metro Jaya tersebut dapat digolongkan sebagai upaya obstraction of justice atau menghalang-halangi proses hukum kasus simulator SIM. Mengingat, Novel yang ditetapkan Polda Bengkulu sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan berat itu merupakan penyidik yang memimpin penanganan kasus simulator SIM di KPK.

"Penangkapan ini tidak terlepas perkara simulator SIM yang ditangani KPK, maka untuk lepas dri konflik kepentingan, simulator SIM harus ditangani KPK," tambahnya.

Sebagai dukungan nyata, menurutnya, Iluni ITB siap membantu KPK dengan menyebarkan virus antikorupsi, melakukan tekanan publik jika ada berbagai kalangan yang menghalangi KPK memberantas korupsi, serta memberi pertimbangan ilmiah jika diperlukan. Terkait konflik KPK dengan Kepolisian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyampaikan pernyataannya nanti malam. Presiden mengambil alih penyelesaian konflik dua lembaga penegakkan hukum tersebut yang dianggap semakin tidak kondusif.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik berikut:
Polisi vs KPK
Dugaan Korupsi Korlantas Polri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com