Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: KPK Tak Perlu Ragu Jerat Anas

Kompas.com - 05/10/2012, 16:47 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi untuk segera mengambil keputusan mengenai keterlibatan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan kompleks olahraga terpadu di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Menurut Ruhut, pihaknya ingin agar permasalahan yang menjerat kader-kader Demokrat, salah satunya Anas, segera tuntas. Kasus dugaan korupsi yang menyeret Anas, kata dia, telah menyandera partai hingga akhirnya menurunkan elektabilitas partai.

"Partai kami tidak mau tersandera. KPK tidak perlu ragu. Kalau ragu, orang akan katakan KPK seperti takut dengan partai kami. Padahal, sudah berulang kali saya katakan tidak usah takut. Kalau sudah ada bukti yang cukup, kami tidak akan lindungi," kata Ruhut ketika dihubungi, Jumat ( 5/10/2012 ).

Hal itu dikatakan Ruhut ketika dimintai tanggapan perkembangan penyidikan kasus Hambalang di KPK. Penyidik KPK menemukan petunjuk keterlibatan Anas. Rangkaian petunjuk keterlibatan Anas diperoleh dari keterangan sopir pribadinya, Riyadi, dan keterangan lain.

Ruhut mengatakan, langkah cepat KPK akan menguntungkan Demokrat untuk melakukan perbaikan di internal partai. Menurut dia, sudah banyak desakan di internal partai agar dilakukan kongres luar biasa (KLB) untuk menggantikan ketua umum.

"KLB tidak bisa kalau tidak jadi tersangka. Akhirnya kita tersandera. Jadi tolonglah KPK, kalau salah katakan salah. Kalau memang tidak bersalah katakan tidak. Memang tidak mudah untuk mengembangkan kasus. Tapi kalau sudah ada kepastian segeralah," kata anggota Komisi Hukum DPR itu.

Terlepas dari proses hukum di KPK, Ruhut berharap agar siapapun yang disebut terlibat kasus korupsi selama ini sebaiknya mundur dari partai. Mereka, kata dia, harus tahu sejarah berdirinya partai hingga seperti sekarang. "Kalau sayang partai, lebih baik mundur. Kalau enggak, karam partai kita," pungkas dia.

Seperti diberitakan, beberapa kesempatan, Anas membantah terlibat korupsi proyek Hambalang. Bahkan, Anas bersedia digantung di Monumen Nasional bila nantinya terbukti korupsi dalam proyek Hambalang meski hanya satu rupiah. Maret lalu, Anas pernah berujar, KPK tidak perlu mengurus kasus Hambalang karena berasal dari ocehan tidak jelas.

Ikuti perkembangan beritanya di topik pilihan "Skandal Proyek Hambalang"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com