Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Tolak Moratorium Kunker ke Luar Negeri

Kompas.com - 13/09/2012, 18:03 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) Dewan Perwakilan Rakyat Dimyati Natakusuma menolak jika kunjungan kerja anggota Dewan ke luar negeri dilarang seluruhnya. Menurut Dimyati, kunker ke luar negeri tetap diperlukan untuk kepentingan pembahasan Rancangan Undang-Undang.

"Tidak perlu moratorium karena ke luar negeri sudah dikaji mendalam apa-apa saja yang dicari. Kunker itu kebutuhan bagi negara yang sedang berkembang," kata Dimyati di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis ( 13/9/2012 ).

Dimyati mengatakan, undang-undang yang dihasilkan pasti lebih baik jika bahan untuk RUU diperoleh dengan mendatangi negara yang dituju ketimbang mencari data di dalam negeri. Apalagi ketika menyusun undang-undang yang baru.

Menurut politisi PPP itu, yang terpenting pengetatan persyaratan untuk kunker ke luar negeri. "Misalnya hanya RUU yang menyangkut kepentingan publik yang besar. Lalu kalau hanya untuk merubah satu atau dua pasal tidak perlu, itu mubazir," katanya.

Sekretaris Fraksi Partai Gerindra Edi Prabowo mengatakan, sejak Februari 2010 hingga saat ini pihaknya tidak lagi mengizinkan anggotanya untuk mengikuti kunker ke luar negeri. Alasannya, kunker dengan biaya miliaran rupiah itu melukai rakyat miskin.

"Kami anggap kunker ke luar negeri belum prioritas. Daripada hanya untuk cari info tambahan, mending pakai untuk kepentingan lain. Ini bukan pencitraan tapi komitmen. Kan selama ini kami diam tidak umbar melarang kunker ke luar negeri. Sebagai partai di urutan terakhir, kita harus lebih berbeda," kata Edi.

Edi menambahkan, sebaiknya studi banding dilakukan dengan mengirim orang yang ahli. Menurut dia, tidak mungkin mencari data yang lengkap hanya dengan studi banding selama seminggu seperti yang dilakukan selama ini. "Tiga bulan pelajari disana. Pulang lalu presentasi di komisi," pungkas dia.

Berita terkait kunjungan kerja ini dapat diikuti dalam berita "DPR Studi Banding PMI ke Turki dan Denmark"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

    Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

    Nasional
    Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

    Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

    Nasional
    DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

    DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

    Nasional
    Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

    Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

    Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

    Nasional
    Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

    Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

    Nasional
    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

    Nasional
    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

    Nasional
    DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

    DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

    Nasional
    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

    Nasional
    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

    Nasional
    Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

    Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

    Nasional
    Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

    Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

    Nasional
    DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

    DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

    Nasional
    Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

    Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com