Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 5 Area Rawan Korupsi Versi SBY

Kompas.com - 25/07/2012, 17:54 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut lima area rawan korupsi di Indonesia. Terhadap lima area yang dinilai rawan korupsi, Kepala Negara meminta jajaran penegak hukum, termasuk Polri, Kejaksaan Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi, untuk mencari solusinya.

"Pertama, korupsi yang merugikan APBN dan APBD. Dalam dua tahun terakhir, masih terjadi kasus korupsi yang melibatkan unsur DPR dan DPRD dengan unsur pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Utamakan pencegahan. Manakala telah terjadi, lakukan penindakan yang tegas, siapa pun, dari parpol mana pun, dan apa pun jabatannya," papar Presiden seusai menggelar Sidang Kabinet di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (25/7/2012).

Kedua, penggelembungan atau mark-up pengadaan barang dan saja. Kepala Negara mengungkapkan, masih ada kongkalikong antara pejabat negara dan pengusaha. Ketiga, kasus yang berkaitan dengan perpajakan.

"Ketika negara lain mengalami krisis juga mengalami kesulitan perpajakan, kita sebagai negara yang tidak krisis justru harus meningkatkan pertumbuhan. Saya minta jajaran penegak hukum untuk menyoroti pembayaran pajak dan apa yang dikelola petugas pajak. Jangan sampai ada korupsi," kata Presiden.

Keempat adalah kepabeanan dan cukai. Ada barang-barang asal Indonesia yang dikirim ke luar negeri tanpa melewati pintu yang benar. Ada pelaku usaha yang tidak memenuhi kewajibannya terkait kepabeanan dan cukai.

Sementara itu, Presiden juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap izin pertambangan serta minyak dan gas (migas).

Para institusi penegak hukum diminta melakukan penindakan tanpa harus berebut popularitas. Penanganan diminta dilakukan secara profesional, serius, dan tuntas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com