Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampak Papua: Menko Polhukam Jangan Bohongi Publik

Kompas.com - 05/07/2012, 19:44 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Masyarakat Adat Papua (Kampak Papua) menuding Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto telah melakukan pembohongan publik terkait kondisi pendekatan militer yang dilakukan TNI/Polri di Papua. Pemerintah tidak pernah beritikad baik dalam membangun suasana damai dan kondusif di Papua karena penegakan hukum seperti yang diutarakan olehnya adalah bentuk pemalsuan atas sesungguhnya yang terjadi di Papua.

"Djoko Suyanto jangan lagi berbohong pada publik terkait dengan pendekatan militer di Papua. Pendekatan militer di Papua adalah jelas-jelas ada. Buktinya adalah penembakan Mako Tabuni, pembubaran paksa demonstrasi dan penyiksaan sipatisan KNKB hingga tewas (Yesa Mirin) dan Penyerangan Batalyon Infantri 756 Wamena terhadap warga Kampung Honay Lama Wamena," ujar Dorus Wakum, Koordinator Umum Kampak Papua di Jakarta, Kamis (05/07/2012).

Dirinya turut mencatat bahwa jumlah TNI dan Polri di Papua jika dihitung lebih dari 25.000. Hal itu sangat tidak wajar mengingat Presiden berkomitmen membangun damai di Papua dengan hati. Jumlah pasukan militer yang besar di Papua tersebut menurutnya malah menambah banyak masalah. Pasukan TNI dan Polri yang dikirim ke Papua menurutnya tidak memahami Papua sehingga hal tersebut justru akan memperburuk keadaan.

Penumpukan pasukan TNI dan Polri di Papua yang merupakan pendekatan Militeristik membuat pendekatan damai dalam jalur apresiasi budaya Papua jalan di tempat. Dia menandaskan bahwa penyelesaian kekerasan dengan jalan pengiriman anggota TNI dan Polri adalah kebijakan yang tidak dapat dibiarkan karena anggota TNI dan Polri yang berasal dari luar Papua tersebut tidak paham akan adat, budaya dan kebiasaan masyarakat Papua.

"Dia (Djoko Suyanto) harus jujur karena presiden sendiri menyatakan untuk bangun Papua dengan hati. Jika pejabat Indonesia terus berbohong kepada media massa dengan mengatakan tidak ada pendekatan militeristik yang sebenarnya ada maka perdamaian di Papua tidak akan kunjung terwujud," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com