Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Sosok Indah dalam Kasus Cek Perjalanan

Kompas.com - 17/04/2012, 09:29 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada yang menarik dari persidangan kasus dugaan suap cek perjalanan dengan terdakwa Nunun Nurbaeti. Persidangan yang sudah digelar selama kurang lebih sebulan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta itu memunculkan tokoh baru dalam pusaran kasus ini.

Dialah Indah, sosok yang disebut saksi cash officer Bank Artha Graha, Tutur, sebagai orang yang menandatangani konfirmasi pemesanan cek perjalanan dari Bank Artha Graha ke Bank Internasional Indonesia (BII).

Wanita ini pula yang menurut Tutur mengambil 480 lembar cek perjalanan di Bank Artha Graha pada 8 Juni 2004 lalu. Hanya beberapa jam setelah Indah mengambil cek perjalanan di Bank Artha Graha, cek itu sudah berpindah tangan ke anggota DPR yang diserahkan Nunun melalui Arie Malangjudo, anak buah Nunun di PT Wahana Esa Sejati. Tidak ada bukti jejak Indah selain nama dan tanda tangan.

"Ia hanya menulis namanya Indah saja, tidak ada tanda pengenal. Kalau ada kami pasti sudah cari," kata jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi, Andi Suharlis seusai persidangan beberapa waktu lalu.

Saat mengambil cek perjalanan tersebut, Indah tidak dimintai kartu identitas. Bahkan petugas bank yang mengantarkan juga tidak mengetahui detail siapa Indah itu.

"Kebijakan bank seperti itu, sepertinya karena dia nasabah prioritas (jadi tidak perlu menyerahkan kartu identitas)," ujar Andi.

Tutur menduga, Indah adalah kurir PT First Mujur Plantation and Industry (PT FMPI). Namun Mantan Komisaris Utama FMPI Ronal Haryanto saat bersaksi dalam persidangan beberapa waktu lalu mengatakan, tidak ada pegawai PT FMPI yang bernama Indah.

Siapakah Indah?

Setelah nama itu muncul, tim jaksa penuntut umum KPK tampak gencar mencari informasi soal Indah ini dari saksi-saksi Nunun. Sosok Indah dianggap dapat menjadi pintu masuk mengungkap sumber cek perjalanan yang menjadi alat suap dalam kasus ini.

Ihwal sosok Indah tersebut ditanyakan jaksa ke setiap saksi dalam persidangan, antara lain, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Goeltom, Linda Suryadi, istri Ferry Yen, hingga ke sopir Nunun yang bernama Samid Bahruddin.

Miranda mengaku tidak memiliki staf bernama Indah. Linda Suryadi mengaku suaminya, Ferry Yen, tidak memiliki saudara perempuan bernama Indah.

Nah, ketika ditanyakan kepada Samid Bahruddin, jawaban berbeda didapat jaksa. Sopir pribadi Nunun itu mengaku kenal dengan sosok bernama Indah. Menurutnya, ada karyawan di perusahaan Nunun, PT Wahana Esa Sembada yang bernama Indah. "Indah Pramurti," kata Samid dalam persidangan(11/4/2012).

Samid diperiksa sebagai saksi meringankan bagi Nunun. Menurut Samid, Indah yang dimaksudnya adalah staf bagian sumber daya manusia (SDM) di PT Wahana Esa Sembada, perusahaan milik Nunun itu.

Jaksa Andi Suharlis menilai, belum tentu sosok Indah pengambil cek perjalanan itu sama dengan Indah yang dimaksud Samid. Meskipun demikian, katanya, keterangan ini akan dijadikan bahan penyelidikan maupun penyidikan. "Kan masih ada tersangka yang lain, siapa tahu berkembang," ujar Suharlis.

Nunun Kenal Indah

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com