Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balas Surat, Presiden Coreng Martabat

Kompas.com - 22/08/2011, 12:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik, Yudi Latief, menyayangkan tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membalas surat Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, Minggu (21/8/2011). Menurutnya, tindakan tersebut sama saja menjatuhkan martabatnya sendiri sebagai seorang kepala negara.

"Dunia politik kita diarahkan ke dunia sandiwara. Presiden sebagai kepala negara. Dia tidak harus menanggapi hal sentimentil yang suratnya pun belum tentu niat yang sejujurnya, tapi alasan atau rekayasa tertentu untuk dapat simpati publik. Bisa juga niat seorang Nazar mengirim surat dalam kapasitas Presiden sebagai pemimpin Demokrat sifatnya personal. Tetapi, dia (Presiden SBY) menjatuhkan martabatnya karena menanggapi hal yang sifatnya personal. Ini berpotensial mencoreng nama Presiden sendiri," ujar Yudi di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Senin (22/8/2011).

Yudi berpendapat, ada hal tersirat yang ingin disampaikan Nazaruddin melalui suratnya kepada Presiden. "Melalui surat ini, Nazaruddin mencoba melakukan cara persuasif dengan SBY. Dengan kata lain, menunjukkan bahwa Nazaruddin dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan kata lain, dalam surat Nazar itu ingin diungkapkan 'tolonglah selamatkan istri dan anak saya, dengan begitu bisa selamatkan SBY juga'," paparnya.

Yudi menuturkan, Presiden seharusnya cukup arif menanggapi hal semacam itu. Dengan membalas surat, seolah-olah menunjukkan ketakutan Presiden. "Kalau dia enggak ada ketakutan, dia membiarkan itu seperti angin lalu. Mestinya Presiden cukup arif, hal-hal seperti itu tidak berbalas pantun dan dirilis publik. Ini mengundang publik berpikir," tukas Yudi.

Seperti diberitakan, Presiden Yudhoyono memutuskan membalas surat yang dilayangkan Nazaruddin. Dalam penggalan suratnya, Presiden meminta Nazaruddin mengikuti aturan hukum yang berlaku dan menegaskan bahwa dirinya tidak akan mencampuri proses hukum kasus yang dihadapi Nazaruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Nasional
    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Nasional
    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Nasional
    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com