Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tudingan Nazaruddin dan Tuan (Tanpa) Tanah...

Kompas.com - 27/07/2011, 06:34 WIB

Antony Lee KOMPAS.com - Muh (37) sejenak meninggalkan pekerjaannya untuk memberi makan kambing di belakang rumahnya, Senin (25/7/2011) siang. Rumah itu hanya beberapa ratus meter dari proyek tempatnya mencari nafkah sebagai buruh di proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.

Proyek yang berada sekitar 7-8 kilometer dari Sirkuit Sentul itu mendadak tenar dalam empat minggu terakhir ini. Persisnya setelah Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, melontarkan tudingan seputar korupsi di proyek itu.

Melalui pesan yang disampaikan lewat sejumlah media, Nazaruddin yang kini buron menyatakan, proyek itu merupakan salah satu dari sejumlah proyek pemerintah yang menjadi arena ”bancakan” sejumlah petinggi Partai Demokrat.

”Untuk proyek Hambalang Rp 1,2 triliun, dana yang sudah dialokasikan Rp 100 miliar. Dengan perincian ke DPR lebih kurang Rp 30 miliar lewat pengusaha teman Anas (Urbaningrum) namanya Mahfud, Rp 50 miliar untuk pemenangan Anas waktu kongres (Partai Demokrat di Bandung, 2010), dan tim konsultan Anas sebagai calon presiden Rp 20 miliar,” papar Nazaruddin dalam pesannya kepada Kompas, awal Juli lalu. Alokasi uang Rp 100 miliar itu, lanjut Nazaruddin, sebagai ”kompensasi” setelah Anas memerintahkan pemenang tender proyek itu adalah dua badan usaha milik negara, PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya.

Nasib proyek Hambalang, menurut Nazaruddin, akhirnya tidak jauh berbeda dengan proyek pembangunan wisma atlet di Palembang yang menjadikannya tersangka. Dari nilai proyek wisma atlet sebesar Rp 200 miliar, ada dana Rp 9 miliar untuk DPR dan Rp 7 miliar untuk tim pemenangan Anas di Kongres Partai Demokrat tahun 2010.

Tudingan Nazaruddin ini tentu saja disangkal oleh para petinggi Partai Demokrat. Sambil menyatakan tidak tahu-menahu, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum meminta Nazaruddin untuk memberikan data yang dimilikinya ke Komisi Pemberantasan Korupsi agar dapat diproses hukum.

Sampai sekarang belum diketahui ”tudingan dan data” siapa yang benar dalam kasus itu. Yang pasti, di papan proyek di pintu masuk menuju lokasi proyek di Hambalang, tertulis kontraktor pelaksana proyek adalah kerja sama operasi (KSO) antara PT Adhi Karya-PT Wijaya Karya, dengan waktu pelaksanaan 752 hari kalender, 10 Desember 2010 sampai 31 Desember 2012. Pintu masuk proyek itu dijaga petugas keamanan. Pengelola proyek menolak untuk ditemui. Namun, situs www.tender-indonesia.com menyebutkan, PT Adhi Karya mendapat tender Rp 1 triliun dalam proyek itu.

Bagi Muh, membayangkan uang Rp 100 miliar yang diduga ”diselewengkan” dalam proyek tempatnya bekerja juga sudah sulit. ”Uang Rp 100 miliar itu kayak apa, saya enggak tahu. Saya nyari uang Rp 10.000 saja susah,” tutur ayah tiga anak yang mengaku tak tahu ”perilaku” orang-orang ”atas”.

Namun, Muh merasa kena ”getahnya”. ”Teman saya sampai ada yang kirim SMS dari Jawa sana,” tutur Muh, yang sudah tujuh bulan terakhir bekerja di proyek itu. Ia lalu membuka pesan singkat di telepon genggamnya, dan menunjukkan isinya, ”Pak, proyeknya mau disegel ya?” Muh menjawab melalui SMS, ”Enggak tahu, iya kali.”

Sebelum bekerja di proyek itu, Muh termasuk salah seorang penggarap di lahan seluas 32 hektar yang dijadikan lokasi proyek tersebut. Ia menggarap lahan seluas 600 meter persegi. Namun, saat hendak digunakan, ia mendapat ”tali asih” Rp 1.000 per meter dari pemerintah.

Lebih lengkap baca KOMPAS

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

    Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

    Nasional
    Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

    Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

    Nasional
    Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

    Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

    Nasional
    Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

    Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

    Nasional
    PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

    PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

    Nasional
    KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

    KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

    Nasional
    Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

    Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

    Nasional
    Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

    Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

    Nasional
    Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

    Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

    Nasional
    Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

    Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

    Nasional
    Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

    Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

    Nasional
    Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

    Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

    Nasional
    Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

    Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

    Nasional
    Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

    Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

    Nasional
    KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

    KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com