Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TK: Pemerintah Harus Berani Tebus TKI

Kompas.com - 30/06/2011, 15:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta untuk tidak sayang mengeluarkan sedikit anggaran demi menebus sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terancam dihukum mati di Arab Saudi. Menurut Ketua MPR RI Taufik Kiemas (TK), pemerintah harus berani membayar tebusan untuk melindungi TKI yang terancam dipancung.

"Pemerintahnya ya berani keluar duit sedikitlah untuk menolong TKI ini. Dia (TKI) kan masukin uang kan banyak juga. Sekarang dikasih ke mereka kan ada bagus juga ya. Masukan kan banyak, berapa triliun itu," katanya di Gedung DPR RI, Kamis (30/6/2011).

Menurutnya, aturan hukum di Arab memungkinkan tebusan untuk para narapidana yang siap dihukum mati. Oleh karena itu, pemerintah harus berani melakukan perlindungan dengan menebus para TKI tersebut. Politisi PDI-P ini menegaskan bahwa persoalan TKI oleh pemerintah hari ini bukanlah penempatan tenaga kerja, tapi justru perlindungan TKI. Lagipula, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) juga dibentuk tak hanya untuk melakukan koordinasi penempatan TKI tapi juga perlindungan kepada para TKI.

"Nah, aturan di Arab kan kalau ditebus, bisa (bebas). Bisa dibayar sebelum dipancung. Jadi penempatan, bukan hanya itu. Tapi perlindungan TKI," tambahnya. Taufik mengaku optimistis bahwa pemerintah akan menebus TKI yang kembali terancam di hukum mati.

Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR RI Eva Sundari mengatakan Sumartini binti Manaungi (33) kembali terancam dieksekusi mati pada tanggal 3 Juli mendatang. Eva mengatatakan TKI asal Desa Kukin, Kecamatan Moyo Utara, kini tengah dipenjara di Malaaz Arab Saudi atas tuduhan pembunuhan dengan menggunakan ilmu sihir terhadap anak majikannya yang bernama Tisam (17).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

    ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

    Nasional
    Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

    Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

    Nasional
    Reformasi yang Semakin Setengah Hati

    Reformasi yang Semakin Setengah Hati

    Nasional
    Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

    Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

    Nasional
    Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

    Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

    Nasional
    ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

    ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

    Nasional
    Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

    Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

    Nasional
    PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

    PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

    Nasional
    SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

    SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

    Nasional
    Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

    Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

    Nasional
    Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

    Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

    Nasional
    Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

    Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

    Nasional
    Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

    Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

    Nasional
    Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

    Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com