JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan camat teritorial Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII KW IX) untuk wilayah teritorial Bekasi, Imam Shalahudin, mengatakan, pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang adalah orang yang sangat berorientasi terhadap uang. Panji selama ini disebut-sebut sebagai pimpinan NII KW IX. Hal tersebut dikatakan Imam usai mengikuti seminar bertajuk "Membongkar Skenario Jahat di Balik NII" di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (10/5/2011).
"Dalam otak Panji Gumilang hanya ada duit, tidak ada itu yang namanya perjuangan Islam," ujar Imam.
Imam yang juga Pemimpin Redaksi NII Crisis Center ini menuturkan, beberapa waktu lalu ia pernah melakukan penelitian bersama sejumlah jurnalis dengan mengunjungi Ponpes Al-Zaytun. Dalam kunjungannya tersebut, ia melihat beberapa jamaah dan pengurus pondok pesantren tersebut amat tidak dilakukan secara manusiawi. Imam mencontohkan, tidak ada standar gaji bagi para pengurus Yayasan Al-Zaytun.
Menurutnya, para pengurus yayasan tersebut hanya diberi gaji sekitar Rp1 juta, dan nominal tersebut belum dipotong infaq dan zakat yang menjadi kewajiban-kewajibannya.
"Misalnya juga ketika parkir juga harus membayar sedekah, dan lain-lain. Jadi Ini kan sama sekali tidak ada perjuangan Islam, karena orientasinya sangat mengandalkan keuangan," tuturnya.
Untuk itu, Imam mengharapkan, agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa untuk melarang kelompok tersebut. Fatwa tersebut, lanjutnya, setidaknya dapat menjadi pintu bagi umat Islam untuk mendorong pemerintah melakukan penangkapan, paling tidak mempermasalahkan praktik-praktik yang dilakukan Panji Gumilang.
"Agar orangtua juga paham bahwa Panji Gumilang itu penipu yang sangat ulung, sehingga mereka tidak lagi memasukkan anak-anaknya ke Al Zaytun. Dan saya juga saat ini bersama Kontras, NCC, terus berupaya kepada pihak kepolisian, bahwa jeratan hukum apa yang pantas bagi Panji Gumilang," pungkasnya.
Panji Gumilang sendiri telah mengeluarkan bantahan atas tudingan bahwa pondok pesantren yang dikelolanya dikaitkan dengan NII. Dikatakannya, Al Zaytun adalah lembaga pendidikan yang tak terkait dengan aktivitas NII.
"Ketika di bangku SD sudah diajarkan sejarah bahwa NII yang diproklamirkan oleh Kartosuwiryo telah selesai sejak 1962. Sudah selesai. Sama dengan PKI yang telah selesai," kata Panji Gumilang saat ditemui Tribun di Pondok Pesantren Al-Zaytun, Sabtu (30/4/2011).
Menurut pria asal Lamongan, Jawa Timur, itu saat ini hanya ada negara Republik Indonesia yang memiliki UUD 1945 dan Pancasila. Sementara NII hanya bagian dari sejarah lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.