Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berkas Tersangka Cikeusik Dilimpahkan

Kompas.com - 23/02/2011, 16:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian telah melimpahkan lima berkas perkara tersangka penyerangan jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandenglang, Banten, ke Kejaksaan Tinggi Banten dalam tiga tahap. Penyidik masih melengkapi berkas perkara empat tersangka lain.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar mengemukakan, berkas perkara yang telah dilimpahkan yakni tersangka M, E, M, U, dan Y. Adapun tersangka yang masih dalam proses penyelidikan, yakni UJ, D, S, dan AD. Mereka dijerat Pasal 160 KUHP tentang penghasutan maupun Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.

Boy menambahkan, pemeriksaan terhadap delapan polisi yang ditetapkan sebagai terperiksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) telah selesai. Mereka adalah AKP S, AKP DS, Bripka A, Briptu AK, Bripka S, AKP AS, Briptu DJ, dan Ipda S. "Masih menunggu hasil pemeriksaan," ujar Boy di Mabes Polri, Rabu (23/2/2011).

Seperti diberitakan, pada Minggu (6/2/2011) massa menyerang rumah Ismail, pimpinan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Saat itu, rumah dijaga oleh 17 jamaah Ahmadiyah asal Jakarta dan Serang. Tiga orang jamaah Ahmadiyah tewas karena dianiaya.

Kepolisian setempat telah mengetahui adanya rencana aksi di di rumah Ismail dua hari sebelum penyerangan. Berdasarkan rekaman yang diambil A, salah satu dari 17 jamaah Ahmadiyah asal Jakarta dan Serang, kepolisian menarik personel sebelum massa datang.

Berdasar hasil penyelidikan internal, Polri lalu mencopot Kepala Polda Banten, Direktur Intelejen dan Keamanan Polda Banten, serta Kepala Polres Pandeglang. Adapun warga yang ditetapkan tersangka masih delapan orang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com