Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Panggil 25 Tersangka Penerima Cek Perjalanan

Kompas.com - 28/01/2011, 11:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi memanggil 25 mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1999-2004 yang menjadi tersangka kasus dugaan penerima cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004, Jumat (28/1/2011). Sebagian di antaranya sudah tiba di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, untuk memenuhi panggilan tersebut.   

Hingga pukul 11.00, Jumat (28/1/2011), 13 tersangka sudah tiba di Gedung KPK, di antaranya Sofyan Usman (PPP), Ni Luh Maryani (PDI-P), Baharudin Aritonang (Golkar), Agus Condro (PDI-P), Paskah Suzeta (Golkar), Daniel Tandjung (PPP), Soewarno (PDI-P), Sutanto Pranoto (PDI-P), Max Moein (PDI-P), Engelina Pattiasina (PDI-P), Poltak Sitorus (PDI-P), dan Matheos Formes (PDI-P). 

KPK telah menetapkan 26 tersangka penerima cek perjalanan ini sejak Agustus 2010. Namun, salah seorang tersangka, yaitu Jefri Tongas Lumban Batu (PDI-P) meninggal dunia.

Dalam kasus sama, empat tersangka, yaitu Dudhie Makmun Murod, Udju Djuhaeri, Hamka Yamdhu, dan Endin AJ Soefihara, telah diadili di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dari keterangan yang terungkap di pengadilan, cek perjalanan Bank Mandiri itu diduga diberikan oleh Nunun Nurbaeti, istri mantan Wakil Kapolri Adang Darajatun, melalui anak buahnya Arie Malangjudo, di Restoran Bebek Bali, Senayan.     

Namun, sejauh ini KPK belum berhasil menghadirkan Nunun karena yang bersangkutan menolak diperiksa dengan alasan sakit lupa berat. Arie Malangjudo sudah beberapa kali diperiksa sebagai saksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com