Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Pelesiran Naik 7 Kali Lipat!

Kompas.com - 16/09/2010, 13:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam waktu lima tahun, alokasi anggaran kunjungan kerja (studi banding) DPR ke luar negeri naik hingga tujuh kali lipat. Hal itu diungkapkan Koordinator Indonesia Budget Centre, Arif Nur Alam, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (16/9/2010).

Arif memaparkan, pada Tahun Anggaran 2010, DPR mengalokasikan Rp 162,9 miliar untuk kegiatan kunjungan ke luar negeri. Angka ini tujuh kali lipat lebih besar dari Tahun Anggaran 2005 yang hanya sebesar Rp 23,6 miliar.

Dari pencecahan yang dilakukan Indonesia Budget Centre (IBC), jumlah Rp 162,9 miliar merupakan akumulasi dari anggaran pelesiran yang terbagi dalam empat tupoksi Dewan, yaitu, pertama, Fungsi Legislasi (Rp 73,4 miliar). Kedua, Fungsi Pengawasan (Rp 45,9 miliar). Ketiga, Fungsi Anggaran (Rp 2,026 miliar). Keempat, membangun kerja sama internasional dan fungsi lainnya (Rp 41,4 miliar). "Dalam setiap melakukan tugas fungsinya, ada anggaran untuk melakukan kunjungan ke luar negeri," ujar Arif.

Hingga Agustus 2010, setidaknya tercatat lima kali kunjungan ke luar negeri yang dilakukan oleh sejumlah komisi dalam rangka fungsi legislasi. Dengan asumsi setiap perjalanan menghabiskan Rp 4 miliar, masih tersisa sekitar Rp 50 miliar yang harus dihabiskan pada tahun 2010 ini untuk "berpelesir".

Khusus untuk fungsi legislasi, anggaran pelesiran tahun 2010 ini bahkan meningkat hingga 76 kali lipat jika dibandingkan anggaran tahun 2005 yang hanya Rp 968,4 juta. Arif mengatakan, DPR harus melakukan moratorium terhadap kegiatan studi banding ke luar negeri. Pasalnya, kunjungan "belajar" ke luar negeri selama ini dinilai tak membawa manfaat besar bagi peningkatan kualitas produk legislasi Dewan. "Tidak ada manfaat dari sisi kinerja," ujarnya.

Pada tahun 2010 ini, dari target 70 RUU, baru tujuh RUU yang diselesaikan dan mayoritas merupakan inisiatif pemerintah. Dengan kondisi ini, Dewan diimbau untuk tidak banyak melakukan tugas luar dan fokus pada penyelesaian tugas legislasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Nasional
    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Nasional
    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com