Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril Tak Mau Jawab yang Substansial

Kompas.com - 15/09/2010, 19:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Setelah delapan jam diperiksa penyidik Kejaksaan Agung, tersangka kasus Sisminbakum, Yusril Ihza Mahendra, mengaku tidak mau menjawab pertanyaan substansial. Yusril ini bersikap demikian karena belum ada keputusan dari Mahkamah Konstitusi atau MK terkait legalitas Jaksa Agung Hendarman Supandji.

"Saya ditanya tentang tersangka lain, Pak Hartono. Sejauh mana saya kenal, di mana, dalam konteks apa, itu saya jawab. Tapi kalau substansi tentang perjanjian koperasi dengan PT SRD, itu saya belum mau jawab," kata Yusril, seusai dicecar 24 pertanyaan oleh penyidik, Rabu (15/9/2010) di Kejaksaan Agung, Jakarta.

Yusril mengaku masih menunggu keputusan MK terkait uji materiil Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI yang diajukannya setelah ia ditetapkan sebagai tersangka.

"Saya sudah katakan kepada mereka dari awal, saya menunggu putusan MK. Insya Allah minggu depan," ujar mantan Menhuk dan HAM tersebut.

Selama diperiksa oleh tim penyidik, Yusril mengaku bersikap kooperatif dan saling memahami dengan penyidik. "Memang ada perbedaan pendapat saya dan kejaksaan tentang ini. Benar kata Hendarman harus ada wasit yang memutuskan. MK juga sedang menjalankan tugasnya. Marilah kita hormati MK sebagai lembaga negara," ujarnya.

Apakah setelah ini ia bersedia dipanggil kembali oleh penyidik? "Saya rasa tidak ada pemanggilan lagi karena sudah dijelaskan, kecuali pertanyaan substansi itu. Tapi, sebagai tersangka, saya punya hak ingkar tidak menjawab," tandas Yusril.

Saat menjabat Menteri Hukum dan HAM, Yusril yang bertindak secaea ex officio sebagai pembina utama Koperasi Pengayoman Pegawai Departemen Kehakiman (KPPDK), menyetujui kerja sama yang dibentuk antara PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD) dan koperasi. Saat itu, Yusril menerbitkan surat keputusan yang berisi tentang penunjukan KPPDK dan SRD sebagai pengelola dan pelaksana Sisminbakum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Nasional
    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Nasional
    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Nasional
    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com