Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susno Bantah Minta Rp 3,5 Miliar

Kompas.com - 02/09/2010, 16:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji membantah telah meminta uang kepada terdakwa Sjahril Djohan senilai Rp 3,5 miliar jika pemblokiran uang Gayus Halomoan Tambunan senilai Rp 28 miliar di dua bank dibuka penyidik Bareskrim.

"Demi Allah tidak pernah," lontar Susno saat bersaksi disidang Sjahril di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (2/9/2010), ketika dikonfirmasi perihal permintaan uang itu.

Seperti diketahui, saat bersaksi, Haposan Hutagalung mengaku meminta tolong Sjahril agar membantu menangani kasus Gayus. Permintaan itu lantaran Sjahril mengenal dekat Susno. Menurut Haposan, Sjahril pernah mengatakan kepadanya telah menemui Susno dan Susno meminta bagian sebesar Rp 3,5 miliar.

Menurut Haposan, ia pernah menuliskan di selembar kertas rencana pembagian uang jika blokir dibuka. Pembagian itu yakni untuk jaksa, penyidik, hakim, dan tim pengacara masing-masing Rp 5 miliar. Haposan lalu menyerahkan kertas itu ke Sjahril untuk diteruskan ke Susno.

Ketika dikonfirmasi hakim terkait hal itu, Susno membantah pernah diperlihatkan kertas itu. "Tidak pernah," kata dia. Susno mengakui pernah ditemui Sjahril di ruang kerjanya. Menurut Susno, Sjahril memang sempat membicarakan kasus Gayus. "Baru cerita saya potong. Saya enggak mau panjang-panjang," ucap Susno.

Hakim lalu mencecar beberapa pertanyaan. Apakah saat itu bicarakan pembukaan pemblokiran rekening Gayus? "Tidak pernah bicara pemblokiran," jawab Susno. Apakah ada permintaan agar Gayus tidak ditahan? "Tidak," jawab Susno. Apakah meminta bagian dari blokir? "Demi Allah sama sekali tidak. Saya yang melarang pencairan pemblokiran itu," timpal Susno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com