Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ba'asyir Tersandung JAT?

Kompas.com - 09/08/2010, 10:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Solo, Jawa Tengah, Abu Bakar Ba'asyir Senin (9/8/2010), ditangkap Densus 88 di Ciamis, Jawa Barat. Sudah beberapa hari ini Ba'asyir berada di Jawa Barat mengisi sejumlah acara dakwah. Densus menyergapnya pagi tadi saat Ba'asyir hendak pulang menuju Jawa Tengah. Ikut ditangkap bersama Ba'asyir antara lain sopirnya, seorang pengawal, dan istri Ba'asyir.

Setiap penyergapan yang dilakukan Densus 88 pasti terkait dengan terorisme. Maka, bisa disimpulkan, Ba'asyir tersandung kasus terorisme. Pertanyaannya kemudian, pada bagian mana Ba'asyir terlibat? Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait penangkapan ini.

Bukan kali ini saja Ba'asyir harus berurusan dengan aparat negara. Tahun 1983, Abu Bakar Ba'asyir ditangkap bersama dengan Abdullah Sungkar oleh pemerintah Orde Baru. Ia dituduh menghasut orang menolak asas tunggal Pancasila. Ia juga melarang santrinya melakukan hormat bendera karena menurut dia itu perbuatan syirik. Di pengadilan, keduanya divonis 9 tahun penjara.

Namun tahun 1985, Ba'asyir dan Abdullah Sungkar melarikan diri ke Malaysia saat mereka dikenai tahanan rumah. Di Malaysia itulah Ba'asyir disebut-sebut membentuk gerakan Islam radikal, Jemaah Islamiah, yang menjalin hubungan dengan Al Qaeda. Meski demikian, Ba'asyir tidak pernah mengakui keberadaan Jemaah Islamiah.

Nama Ba'asyir  kembali mencuat ke permukaan pascabom Bali I. Namanya disebut-sebut sebagai Amir Jamaah Islamiah. Pada 18 Oktober 2002, Ba'asyir ditetapkan tersangka oleh Kepolisian Negara RI menyusul pengakuan Omar Al Faruq kepada Tim Mabes Polri di Afganistan. Al Faruq adalah salah seorang tersangka pelaku pengeboman di Bali. Namun, di pengadilan Ba'asyir hanya didakwa melakukan pelanggaran keimigrasian. Di tingkat kasasi (3/3/2004) Ba'asyir divonis satu tahun enam bulan penjara.

Yang paling anyar, nama Ba'asyir kembali disebut-sebut saat Densus melakukan penggerebekan terhadap sejumlah terduga teroris di Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (7/5/2010). Para terduga teroris adalah anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Polisi menengarai kelompok ini berperan menyokong kelompok teroris yang berlatih militer di Aceh. Mereka yang ditangkap diduga meyuplai logistik, anggaran, dan merekrut anggota yang akan berlatih di Aceh.

Baasyir adalah Amir JAT. Beberapa saat setelah penangkapan itu Ba'asyir melakukan klarifikasi. Ia membenarkan, sejumlah orang yang ditangkap di Pejaten adalah anggota JAT. Namun, JAT melepaskan diri dari anggota yang terlibat terorisme. Garis perjuangan JAT, jelas Ba'asyir, adalah amar makruf nahi mungkar.  

"JAT tidak berjihad pakai senjata. Kami berpegangan, sebelum diserang pakai senjata, jangan angkat senjata. Tetapi, terhadap mereka yang jihad dengan senjata, kami tetap menghargai," kata Ba'asyir dalam keterangan pers di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (15/5/2010).   Ba'asyir, menyangkal JAT menggalang dana untuk mendanai kegiatan terorisme. Pihaknya memang menggalang dana guna pembinaan laskar, tetapi jumlah yang terkumpul tidak banyak. Apakah Ba'asyir dicokok Densus terkait aktivitasnya di JAT? Kita tunggu keterangan polisi....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Nasional
    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Nasional
    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com