Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK Tetap Berkeyakinan Century Tak Layak Digerojok Dana

Kompas.com - 09/01/2010, 16:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, yang akan didengar keterangannya sebagai saksi oleh Panitia Khusus DPR tentang Kasus Bank Century, Rabu (13/1/2010) malam mendatang, menyatakan tidak akan mengubah pandangannya terhadap Bank Century yang ditalangi dengan dana senilai Rp 6,7 triliun.

Pandangan dan sikapnya adalah tetap menolak penyehatan (bail out) sampai sebesar Rp 6,7 triliun. Sebab, Bank Century sudah dinilai bank yang gagal, tercela, serta banyak melanggar aturan Bank Indonesia. Dengan demikian, bank itu tidak pantas digerojok dana segar berdasarkan keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Tidak, tidak akan (berubah). Bank Century itu tetap perampokan bank oleh pemiliknya sendiri. Karena semuanya kan mengakui. Apakah itu Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia (BI), dan mereka yang sudah didengar keterangannya oleh Pansus DPR," tandas Kalla saat ditanya Kompas, seusai memimpin aksi donor darah di halaman sekolah Yayasan Pendidikan Islam (Yapi) Al-Azhar Rawamangun, Jakarta, Sabtu (9/1/2010) siang tadi. Dikatakan Kalla, paling jelas adalah uang nasabahnya dibawa lari.

"Itu kan jelas sebuah perampokan bank," kata JK yang sekarang menjabat sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat.

Menurut Kalla, ada dua hal yang membuat dirinya tetap akan menolak penyehatan terhadap Bank Century. Pertama, bank itu bank gagal dan kedua itu karena adanya perampokan oleh pemiliknya sendiri.

"Itu jelas. Tidak ada yang bisa membantah. Salah satu buktinya, Robert Tantular masuk penjara," lanjut Kalla.

Masalahnya itu-itu saja

Lebih jauh saat ditanya fokus ke arah mana kesaksiannya itu akan disampaikan untuk menjernihkan kontroversi penyehatan Bank Century terhadap Pansus DPR, Kalla mengaku tidak memiliki fokus dan tidak punya niat untuk mengarahkan. "Sebagai saksi, saya tidak punya fokus ke mana dan tidak mau mengarahkan ke mana. Sebab, saksi kan itu sifatnya hanya ditanya. Saya hanya akan menjawab apa yang ditanyakan oleh Pansus DPR," ujar Kalla.

Kalla menegaskan, masalah Bank Century itu sebenarnya itu-itu saja, seperti di antaranya sudah di proses merger, tetapi tetap saja gagal sebagai bank yang sehat. "Juga ketika ada bantuan (Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek/FPJP), Bank Century tetap saja gagal," lanjutnya.

Disinggung mengenai pernyataan mantan Gubernur Bank Indonesia, yang kini Wapres, Boediono, bahwa laporan BPK tidak mempertimbangkan soal krisis yang terjadi di Indonesia pada saat Bank Century kolaps, Kalla menjawab, "Memangnya, Indonesia krisisnya seperti apa?"

Mengenai harapannya setelah ia memberikan kesaksian di Pansus DPR, Kalla mengatakan, Pansus DPR bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik. "Yang terutama tidak terjadi apa-apa. Negeri ini aman-aman saja dan tetap adil sehingga perekonomian Indonesia bisa membaik kembali. Jadi, mudah-mudahan semuanya selesai dengan baik," demikian Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com